Jakarta, Propertytimes.id – Pertumbuhan sektor perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta menunjukkan tren positif, didukung perluasan jaringan transportasi umum, seperti MRT dan LRT. Menurut laporan terbaru Leads Property Indonesia bertajuk Jakarta Property Market Insight Q4 2024, sebanyak 75% dari total transaksi sewa terjadi di sekitar jalur MRT dan LRT, menandakan dampak signifikan dari peningkatan aksesibilitas terhadap lokasi.
Meskipun terdapat tantangan dalam penyelesaian pembangunan kantor baru, tingkat hunian di CBD Jakarta meningkat sebesar 0,2% per kuartal, mencapai 72,3% pada akhir tahun 2024. Kenaikan ini menandakan pemulihan yang jelas dari kondisi sebelumnya ketika permintaan melemah. Dengan terus berlanjutnya kendala pada pasokan, potensi kenaikan hunian di masa mendatang terlihat semakin besar.
Martin Samuel Hutapea, Associate Director Leads Property mengatakan, pasar perkantoran di CBD Jakarta mengalami stagnasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2024, dengan total stok tetap di angka 7,45 juta meter persegi sepanjang tahun. “Hal ini menunjukkan adanya potensi titik balik dalam siklus pasar, mengindikasikan pergeseran dari ekspansi cepat yang menjadi ciri dekade terakhir,” ujar Martin dalam keterangannya, Rabu (12/2).
BACA JUGA: Permintaan Pasar Perkantoran di Jakarta mulai Menguat
Kawasan Jenderal Sudirman dan SCBD, sebut Martin, masih mendominasi total stok di pasar CBD, menyumbang hampir 40% dari total pasokan. Akses mudah ke jalan tol dan pilihan transportasi umum telah mendorong perkembangan signifikan bangunan komersial di kawasan ini selama dekade terakhir.
Meskipun penyerapan bersih mengalami perlambatan pada akhir tahun 2024, yaitu mencapai 11.024 m², namun permintaan yang mendasarinya tetap tangguh. “Sektor berbasis layanan dan manufaktur terus mendominasi, dengan perluasan pasar baru dalam industri ritel yang menunjukkan minat berkelanjutan terhadap ruang kantor di sektor-sektor tertentu,” jelasnya.
Di sisi lain, sektor perkantoran luar CBD (OCBD) juga menunjukkan perkembangan. Tingkat hunian OCBD Jakarta mencapai 76,8%, meningkat 0,1%. Namun, masih ada sekitar 0,96 juta meter persegi ruang kantor yang tersedia untuk disewa. Stabilitas harga sewa di kawasan OCBD terjaga, meskipun terdapat penurunan permintaan selama periode ini.
BACA JUGA: Harga Sewa Perkantoran Kelas A di CBD Jakarta Naik Pesat Sepanjang Kuartal III-2024
Hingga akhir tahun 2024, total pasokan pasar tetap stabil di angka 4,16 juta meter persegi. Gedung baru yang selesai dibangun di Jakarta Utara diperkirakan akan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2025, setelah proses serah terima selesai pada akhir 2024.
Prospek ekonomi Indonesia yang kuat, meskipun di tengah ketegangan geopolitik global, diharapkan dapat mendukung sentimen positif di pasar perkantoran Jakarta dalam beberapa tahun mendatang. Dengan Jakarta sebagai pusat kegiatan keuangan dan komersial, peran strategis kota ini diharapkan dapat terus memacu pertumbuhan bisnis yang memerlukan ruang sewa.
Faktor-faktor seperti pembangunan infrastruktur yang sedang berlangsung dan konektivitas transportasi yang semakin baik di luar CBD diperkirakan akan menarik minat para pelaku bisnis, mendorong pengembang dan investor untuk mengeksplorasi peluang di lokasi-lokasi yang sedang berkembang. Namun, pembangunan kantor baru di CBD diperkirakan akan terbatasi hingga tahun 2028.
“Di sisi lain, tarif sewa di Jakarta juga diprediksi akan mengalami penyesuaian positif secara bertahap, terutama di gedung-gedung dengan tingkat hunian yang lebih tinggi. Tren ini terutama berlaku untuk properti yang berada di sepanjang koridor MRT dan LRT, di mana aksesibilitas yang lebih baik mendorong permintaan,” pungkas Martin.