Jakarta, Propertytimes.id – Platform properti Pinhome kembali merilis Pinhome Home Value Index (PHVI) & Pinhome Home Rental Index (PHRI) – sebagai nilai ukur informasi harga jual dan sewa dengan fokus pada pasar properti residensial.
Dayu Dara Permata, CEO & Founder Pinhome mengungkapkan berdasarkan data terbaru yang dimiliki pihaknya menunjukkan tren yang konsisten dengan kuartal lalu. “Ada peluang besar bagi calon pembeli rumah pertama, karena harga jual sedang mengalami dinamika. Area Jakarta relatif turun di berbagai tipe rumah di banyak titik. Utamanya dipicu oleh persaingan harga di area sama,” ujar Dayu dalam keterangannya, Rabu (13/11).
Data terbaru PHVI menunjukkan hampir semua area di Jakarta mengalami penurunan harga untuk tipe rumah lebih kecil atau sama dengan 54. Ini indikasi peluang positif, karena umumnya tipe ini menjadi pilihan utama calon pembeli rumah pertama.
Untuk harga jual di Jakarta Barat (Cengkareng), misalnya. Menurun hingga -8% pada rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54. Sementara, di Jakarta Selatan (Jagakarsa), harga jual tipe lebih kecil atau sama dengan 54 turun hingga -8% dibandingkan kuartal lalu. Hal ini diduga akibat persaingan dalam segmen rumah minimalis akses motor
Penurunan yang sama juga terjadi untuk harga jual tipe 121-200 di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara yang turun hingga -13% karena persaingan harga rumah di sekitarnya. Sedangkan, untuk rumah tipe lebih besar atau sama dengan 201 mengalami penurunan signifikan -9% di Jakarta Selatan (Pasar Minggu). Ini didorong oleh persaingan harga di segmen rumah mewah di Kelurahan Kebagusan.
Berbeda dengan Jakarta, harga rumah di beberapa provinsi lain justru tumbuh signifikan. Sebagai contoh, untuk harga rumah tipe 54 atau lebih kecil di Bandung mengalami kenaikan 10% terutama di Kota dan Kabupaten Bandung Barat. Sementara tipe 121-200 turun -5% di Kota Bandung, terkonsentrasi di beberapa kecamatan bagian timur Bandung.
Harga rumah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kecuali Kota Malang juga terpantau naik, terutama tipe 121-200 di Semarang (8%) dan tipe lebih kecil atau sama dengan 200 di Sidoarjo dan Surabaya (hingga 5%). Perbaikan infrastruktur menjadi salah satu faktor kenaikan ini.
Harga rumah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali juga naik 2% pada tipe 121 – 200. Sedangkan untuk tren harga sewa rumah di Jakarta, data PHRI terbaru menunjukkan temuan yang lebih dinamis. Kenaikan dan penurunan harga terlihat di area Jakarta dan sekitarnya:
Sewa tahunan
Selain harga jual di pasar primer, kenaikan juga terjadi pada harga sewa rumah tahunan untuk tipe lebih kecil atau sama dengan 54 terjadi di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur di kisaran 20-30 juta rupiah per tahun. Sebaliknya, harga sewa rumah tahunan di Jakarta Selatan tetap stabil
Rumah dengan tipe lebih besar dari 54 di Jakarta, harga sewa rumah tahunan cenderung stabil cenderung menurun hingga -18% di Jakarta Pusat. Sementara, di wilayah sekitar Jakarta, selain Kota Depok dan Kota Bogor, rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 200 mengalami peningkatan harga sewa tahunan. Peningkatan paling signifikan terjadi di Kota Tangerang Selatan (20%), didorong popularitas sewa di area Bintaro. Dan di Kota Bogor, penurunan harga sewa tahunan signifikan terjadi pada rumah dengan tipe 121-200 (-17%) dan tipe lebih kecil atau sama dengan 54 (-6%). Sementara itu, harga sewa di Kota Depok masih tetap stabil.
“Melihat temuan ini, kami percaya sekarang adalah momen tepat untuk memulai langkah menuju kepemilikan rumah. Rencana penghapusan pajak oleh Pemerintah di sektor perumahan juga kencang digaungkan. Mulai bekali diri dengan pemahaman properti, rencanakan anggaran yang tepat, dan berkonsultasilah dengan para ahli,” tutup Dara.