Jakarta, Propertytimes.id – Permintaan pasar untuk gedung perkantoran khususnya di wilayah CBD maupun Non CBD Jakarta mulai meningkat sepanjang kuartal III-2024. Hal ini terlihat dari tingkat hunian perkantoran yang mencapai 73% untuk wilayah CBD Jakarta dan 69% untuk Non CBD.
Demikian disampaikan konsultan properti Colliers dalam laporannya bertajuk Pasar Properti Q3 2024 untuk wilayah Jakarta dan Bali yang digelar secara virtual pada awal Oktober lalu. Colliers memperkirakan jika tingkat permintaan tersebut akan bertambah menjadi 75,9 % untuk wilayah CBD dan 74% untuk Non CBD pada akhir 2024 mendatang.
Pasok kumulatif di Jakarta tercatat sekitar 11 juta m2 di Q3 2024, dimana sebesar 70% diantaranya berada di wilayah CBD. Pada kuartal III-2024 total pasok di Jakarta tumbuh kurang dari 2% dibandingkan 2023. Tambahan pasok terbatas ini diperkirakan masih terus terjadi hingga 2026 mendatang. Sebagian besar pasok dikontribusi oleh gedung – gedung di luar CBD. Sedangkan, pasokan baru di CBD diperkirakan baru akan tersedia setelah tahun 2025.
Bagus Adikusumo, Head of Office Services Colliers Indonesia mengatakan, jika saat ini tarif dasar sewa dalam 3 bulan terakhir (QoQ) relatif stabil. “Untuk mendorong tingkat hunian, pemilik gedung masih akan memberikan paket sewa yang menarik kepada calon penyewa. Di sisi lain, kesempatan bagi penyewa untuk pindah ke gedung yang lebih berkualitas akan terus berlanjut dikarenakan banyaknya pilihan,” sebutnya.
Bagus menuturkan, sepanjang kuartal III-2024 harga jual perkantoran tetap stabil walaupun penjualan terbatas dengan rata-rata harga sebesar Rp57,595,236 per m2 untuk wilayah CBD Jakarta dan sebesar Rp 41,499,125 untuk Non CBD Jakarta. Terbatasnya volume transaksi secara tidak langsung menjadi salah satu faktor yang menahan harga jual pasar gedung. Terlebih, saat ini pasar masih sangat tergantung pada harga sekunder.