Jakarta, Propertytimes.id – Developer properti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengumumkan akan tunda rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) anak usahanya PT Wijaya Karya Realty dari perencanaan awalnya di tahun 2020.
Direktur Keuangan WIKA, Ade Wahyu menjelaskan penundaan IPO WIKA Realty karena masih menunggu kelanjutan soal kebijakan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang rencananya akan membentuk subholding BUMN Perhotelan.
“Ditunda sampai subholding, katakan WIKA mendapat tugas sebagai induk dari subholding perhotelan. Jadi setelah selesai maka IPO PT WIKA Realty dilaksanakan lagi,” tutur Ade Wahyu dalam konferensi pers virtual, Selasa (25/8/2020). Perseroan juga telah membahas rencana IPO WIKA Realty dapat dilaksanakan pada tahun 2021 dan 2023. Bahkan rencana IPO ini telah ada sejak April 2019 namun kondisi pasar sedang tidak kondusif sehingga akhirnya diundur.
Sementara itu di akhir tahun 2020 ini WIKA juga menargetkan upaya divestasi anak usaha meski prosesnya terhambat akibat pandemi Covid-19. Ada dua unit usaha tetapi mengalami perlambatan karena kurangnya intensitas pertemuan dengan pihak pembeli.
“Tetapi proses tetap berlanjut dan kami menargetkan minimal satu dari rencana bisa terjadi di akhir tahun ini,” ungkap Ade.
Catatan Kinerja Positif di Semester I-2020
Adapun perseroan WIKA tercatat alami kinerja positif di semester I-2020 dengan laba bersih sebesar Rp324,75 miliar, didukung oleh penjualan perseroan senilai Rp7,13 triliun dari proyek infrastruktur dan gedung. Serta didukung dengan kondisi keuangan perusahaan yang berada pada kondisi sehat. Ditandai dengan rasio gross gearing dan net gearing sebesar 1,26 kali dan 0,82 kali dari covenant sebanyak 2,5 kali.
Kemudian dari pembangunan Pabrik Fabrikasi Baja Majalengka yang ditargetkan rampung pada kuartal III-2020. Proyek ini didirikan di atas lahan seluas 30 hektar dengan kapasitas 75 ribu ton per tahun.
Sementara pada semester II-2020 WIKA berkomitmen untuk memperbaiki kinerja meski tantangan di sektor konstruksi masih cukup berat. Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, sejumlah proyek terhenti atau mengalami perlambatan akibat keterbatasan akses material maupun penambahan pekerja yang akan masuk ke area proyek.
Namun di semester dua ini diharapkan menjadi momentum perseroan untuk memulihkan ritme pekerjaan dan memanfaatkannya secara optimal. Apalagi sektor industri dengan penyerapan tenaga kerja yang masif menjadi salah satu andalan pemerintah guna memulihkan perekonomian. Beberapa rencana yang telah diungkapkan perseroan diantaranya dengan menguatkan sinergi lini bisnis WIKA Group.
Proyek-proyek WIKA
Proyek-proyek yang tengah dijalankan WIKA juga mengalami kemajuan walaupun masih dilanda pandemi. Diantaranya adalah Bandara Sultan Hasanuddin bersama entitas anak WIKA Beton, WIKA Gedung, WIKA Rekayasa Konstruksi, dan WIKA IKON. Proyek bandara yang luasnya mencapai 166.005 m2 ini ditargetkan rampung pada September 2021 dan dapat menampung 15,6 juta penampung setiap tahun.
Adapun proyek lainnya yakni Tol Serpong Balaraja untuk akses dari Serpong menuju Jakarta atau Merak. “Saat ini pembangunannya telah mencapai 16,56% dan sedang dalam tahap pengerjaan saluran Frontage Road, struktur pondasi main road dan struktur Simpang Susun Central Business District BSD Raya. Kami menargetkan untuk bisa selesai pada akhir tahun 2021,” jelas Agung. SA