New York, Propertytimes.id – Nilai total properti di Amerika Serikat yang rentan terhadap bencana alam seperti angin kencang, kebakaran hutan, dan banjir, mencapai angka yang mencengangkan, yaitu setidaknya US$17 triliun atau jika dikonversikan ke dalam rupiah dengan nilai tukar saat ini setara dengan Rp272 kuadriliun. Dilansir dari laman portal eliteagent.com, angka ini, menurut analisis dari Zillow, bahkan melebihi setengah dari total produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat.
Dari analisis tersebut, diketahui bahwa properti dengan risiko angin kencang mencapai nilai US17 triliun, risiko kebakaran hutan mencapai US9,1 triliun, dan risiko banjir mencapai US7 triliun. Adapun, wilayah metropolitan Los Angeles mencatat nilai rumah tertinggi yang berisiko kebakaran hutan, mencapai US831 miliar.
BACA JUGA: Kemenangan Trump dan Dampaknya bagi Industri Properti Amerika Serikat
Sementara, enam dari sebelas wilayah metropolitan utama dengan risiko kebakaran hutan tinggi berada di California serta New York City memimpin dengan nilai properti paling tinggi untuk risiko banjir dan angin kencang. Untuk risiko banjir saja, Proyeksi kerugian properti dari bencana alam di New York bernilai US593 miliar, sedikit di atas Miami dengan US580 miliar.
Kara Ng, seorang ekonom senior di Zillow, menyatakan bahwa risiko bencana alam dan kenaikan biaya asuransi telah mengubah pasar perumahan. Pembeli rumah kini semakin memperhatikan faktor-faktor ini. “Dengan triliunan dolar nilai properti yang rentan, keputusan yang tepat menjadi sangat penting bagi pembeli rumah,” ujarnya.
Meskipun risiko tinggi, banyak wilayah yang rentan terhadap bencana alam tetap diminati dan memiliki harga premium. Data menunjukkan bahwa harga median rumah dengan risiko banjir ekstrem 22% lebih tinggi daripada rumah dengan risiko kecil.
Begitu pula harga median rumah dengan risiko kebakaran ekstrem 49% lebih tinggi. Secara nasional, rumah dengan risiko banjir ekstrem bernilai hampir US2 triliun, sementara rumah dengan risiko kebakaran ekstrem bernilai US447 miliar. Ini menunjukkan bahwa faktor lain, selain risiko lingkungan, masih mempengaruhi nilai properti di wilayah-wilayah tersebut.
BACA JUGA: Melirik Kekuatan Sektor Properti Asia Tenggara untuk Bertahan dari Perang Tarif AS di Era Trump
Laporan Zillow juga mengungkapkan bahwa lebih dari 80% pembeli rumah mempertimbangkan risiko iklim saat mencari rumah. Untuk membantu pembeli, Zillow kini menyediakan data risiko langsung pada daftar penjualan rumah, termasuk informasi tentang risiko banjir, kebakaran hutan, angin, panas, dan kualitas udara. Informasi ini membantu calon pembeli memahami faktor jangka panjang yang mempengaruhi kepemilikan rumah, seperti keamanan dan biaya masa depan.
Dalam kategori risiko angin, properti di New York memiliki nilai sekitar US3 triliun, sementara Miami dan Boston masing-masing memiliki nilai properti dengan risiko angin di atas US1 triliun. Kara Ng menekankan bahwa informasi terhadap potensi bencana alam menjadi sangat penting bagi pembeli rumah untuk meminimalisir risiko ke depannya.