Jakarta, Propertytimes.id – Sektor perhotelan merupakan salah satu bisnis properti yang terdampak buruk pandemi Covid-19. Terutama pada kinerja perhotelan di Asia Pasifik tercatat melambat pada kuartal II-2020 dan okupansi anjlok hingga 33,9%. Hal ini terlampir dalam laporan Colliers International.
Okupansi perhotelan di Asia Pasifik kecuali di wilayah Tiongkok, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 40%. Serta rata-rata tarif harian atau average daily rate (ADR) sekitar Rp 890.000 dan pendapatan per kamar atau revenue per avaliable room (RevPAR) anjlok sebesar 69,9 year on year. Prospek ekonomi secara global juga diprediksi tetap lemah akibat ketidakpastian serta risiko gelombang baru Covid-19 yang masih berlangsung.
“Sehingga sektor perhotelan di Asia Pasifik diperkirakan akan meredup dalam waktu dekat. Meski demikian industri ini akan kembali khususnya ketika kegiatan dan perjalanan pulih,” jelas Executive and Head of Hotels & Leisure for Valuation & Advisory Service Asia, Govinda Singh, dalam laporan resmi, Senin (24/8/2020).
Sektor perhotelan di Indonesia pun juga mengalami hal serupa. Khususnya pada daerah Jakarta, Surabaya, dan Bali terdampak dari pandemi. Membuat perbatasan kegiatan bisnis dan mengurangi jumlah tamu di hotel.
Head of Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto juga menyebutkan bahwa kondisi ini membuat manajemen hotel harus memenimalisir biaya operasional. Adapun strategi yang dilakukan manajemen hotel yakni mengurangi jumlah pegawai, memanfaatkan properti secara selektif, dan menutup sementara operasi hotel.
“Hotel di Jakarta dan Surabaya kemungkinan besar membutuhkan waktu lebih lama untuk pemulihan. Hal ini karena keberlangsungan bisnis hotel di kedua kota besar di Indonesia tersebut perlu didorong lebih banyak aktivitas bisnis,” jelas Ferry dalam laporannya, Jumat (21/8/2020).
Sementara di daerah Bali juga akan memakan waktu lama untuk pulih. Menurutnya, di kawasan ini bergantung pada wisatawan lokal untuk mendorong industri perhotelan dalam situasi pasar yang lesu saat ini. SA