Jakarta, Propertytimes.id – Pengembang properti swasta di Australia, Crown Group, berhasil melakukan penjualan apartemen Infinity yang baru saja dibangun di Sydney, Australia. Hal ini menandakan bahwa meski pandemi Covid-19 masih berlangsung namun tidak menyurutkan konsumen untuk membeli properti. Bahkan apartemen Infinity meraih tingkat okupansi hunian 100%. Apartemen Infinity juga menjadi hunian vertikal yang paling banyak dicari dalam situs pencari properti, dan pembelinya pun berasal dari luar negeri.
“Sebuah hal yang natural apabila Infinity by Crown Group masuk dalam daftar hunian vertikal paling banyak dicari oleh para calon pembeli luar negeri, menginat ini adalah salah satu maha karya arsitektur modern oleg Koichi Takada dengan fasilitas bintang lima bagi para penghuninya,” tutur Deputy Sales Manager Crown Group Indonesia Linda Riyanti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (24/8/2020).
Ditambah daya tarik kawasan Green Square, tempat didirikannya Infinity merupakan kawasan surburb yang berkembang di Sydney. Lina juga mengatakan pasar properti di Australia relatif stabil dan hunian vertikal Top End di kawasan Asia sehingga hunian di negara ini mampu menjadi safe heaven bagi para investor.
“Itulah yang menjadi alasan utama bagi para calon pembeli dari luar negeri untuk melirik Australia,” katanya.
Selain itu pemerintah Australia dinilai berhasil dalam menghadapi pandemi Covid-19 terlepas dari klaster baru yang muncul di Sydney dan Melbourne. Sehingga membuat bisnis properti di sini cukup meningkat atau berkembang.
Hal tersebut senada dengan hasil survey dari National Australia Bank yang menunjukkan aktivitas properti di Australia, meningkat pada kuartal kedua dengan pembeli terbanyak dari luar negeri. Di negara bagian Victoria peningkatan hunian baru mencapai 19,3% dan merupakan angka tertinggi sejak 3 tahun terakhir. Adapun di New South Wales rata-rata pembeli dari luar negeri mencapai 9,1%. Sementara Real Estate Australia Group mengatakan kenaikan pencarian properti oleh pembeli luar negeri di tahun ini mencapai 22% dan rata-rata berasal dari kawasan Asia.
“Ini hal yang sangat positif, mengingat tidak semua negara mengalami peningkatan aktivitas pembelian hunian baru untuk pasar propertinya, terutama jika dikaitkan dengan konteks pandemi global, larangan perjalanan, dan lock down yang sedang terjadi di seluruh dunia,” kata Linda. SA