Property Times
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
Property Times
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
Home Business

Melirik Dampak Konflik Israel – Iran Terhadap Sektor Properti di Indonesia

Sejarah mencatat bahwa setiap lonjakan harga minyak biasanya diikuti oleh peningkatan inflasi

Redaksi by Redaksi
June 24, 2025
in Business, Headline, Infrastruktur, News, Trend, World
0
Melirik Tren Hunian Ekspatriat di Jabodetabek: Harga Sewa dan Permintaan Terus Meningkat

Kawasan CBD Jakarta. Foto: Rizki

22
SHARES
120
VIEWS
Share on FacebookShare On WhatsApp

Jakarta, PropertyTimes.id – Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran tak bisa dipungkiri turut memicu kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global, tak terkecuali Indonesia. Meski dampaknya tidak langsung, namun lonjakan harga minyak mentah dunia akibat konflik ini berpotensi menahan laju penurunan suku bunga acuan, yang selama ini menjadi harapan bagi pasar properti domestik. Dalam situasi saat ini, banyak calon pembeli rumah yang bertanya-tanya, apakah konflik Timur Tengah akan memengaruhi suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia?

Sejarah mencatat bahwa setiap lonjakan harga minyak biasanya diikuti oleh peningkatan inflasi. Di Indonesia, bahan bakar minyak (BBM) memiliki bobot signifikan dalam perhitungan inflasi dan harga kebutuhan pokok. Jika harga minyak dunia menembus level tinggi secara konsisten, tekanan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan neraca perdagangan akan meningkat.

Kondisi ini pada akhirnya mempersulit langkah Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate), yang selama ini menjadi instrumen untuk mendorong pembiayaan rumah dan pertumbuhan sektor properti.

BACA JUGA: Bank Indonesia Perkuat Stabilisasi Nilai Tukar Akibat Tekanan Global

Banyak pengamat menyebutkan, salah satu risiko utama dari konflik geopolitik adalah lonjakan harga energi yang memicu inflasi impor. Karena itu, jika tekanan inflasi meningkat, maka ruang bagi pelonggaran moneterpun akan semakin sempit.

Diketahui, suku bunga KPR di Indonesia umumnya mengikuti pergerakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan tren imbal hasil obligasi negara. Dengan ekspektasi pasar sebelumnya bahwa suku bunga akan turun di paruh kedua 2025, eskalasi konflik di Timur Tengah dapat mengubah arah ekspektasi tersebut.

Pengembang properti di Indonesia menyadari bahwa sensitivitas pasar terhadap suku bunga sangat tinggi. “Ketika suku bunga tinggi, minat beli rumah turun. Ini bukan hanya soal cicilan lebih besar, tapi juga soal psikologi pasar,” ujar salah satu eksekutif pengembang properti nasional.

Seberapa Besar Risikonya?

Melansir Financial Post, dua konflik besar sebelumnya yaitu Perang Irak 2003 dan Perang Teluk 1990 memang menyebabkan lonjakan harga minyak. Namun, dampaknya terhadap suku bunga ternyata terbatas, karena inflasi tidak bertahan lama dan respons kebijakan moneter relatif tenang.

Situasi hari ini pun serupa. Kenaikan harga minyak mentah Brent dan WTI sejak pecahnya konflik Israel vs Iran belum menunjukkan pola jangka panjang. Para analis meyakini bahwa jika perang tidak meluas, maka efeknya terhadap inflasi global cenderung bersifat sementara.

Namun bagi Indonesia, ketergantungan terhadap impor minyak tetap menjadi kerentanan struktural. Bisa dipastikan, jika harga minyak naik 20 ssampai 30 persen dalam waktu singkat, dampaknya langsung terasa ke biaya energi, logistik, dan subsidi negara.

Bagaimana dengan sektor properti? Sampai saat ini, Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50 persen. Pasar berharap pemangkasan akan dilakukan di kuartal ketiga atau keempat tahun ini. Namun, jika ketegangan Timur Tengah terus menekan pasar minyak dan mendorong inflasi, peluang penurunan suku bunga bisa tertunda.

Dalam jangka pendek, dampak terhadap suku bunga KPR mungkin tidak langsung. Namun, ketidakpastian global dapat membuat bank-bank lebih konservatif dalam menetapkan suku bunga kredit, termasuk KPR. “Jika suku bunga tidak turun, sejumlah pengembang bisa jadi akan menunda peluncuran proyek baru, dan biasanya konsumen memilih menahan untuk membeli,” ujar salah seorang pengembang kepada PropertyTimes.id.

Sementara itu, sekitar 70 sampai 80 persen pembelian rumah baru di Indonesia masih mengandalkan pembiayaan KPR. Artinya, ketidakpastian bunga sangat memengaruhi keputusan pembelian rumah.

Secara umum, meski ada tekanan global, pelaku pasar tetap berharap bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menjaga stabilitas. Terlebih, jika perang tidak meluas dan tekanan harga minyak bersifat sementara, pelonggaran suku bunga masih mungkin saja terjadi di akhir tahun. Semoga!

 

Tags: Bank Indonesia BI ratebunga KPR naik turundampak konflik Israel Iranharga minyak duniainflasi globalkredit rumah 2025pasar properti Indonesiaperang Timur Tengahsuku bunga KPR Indonesia
Previous Post

Pasar Properti Mesir Tetap Tangguh Meski Diterpa Konflik Iran – Israel

Next Post

Colliers: Indonesia di Simpang Rantai Pasok Global, Kawasan Industri Dituntut Lebih Siap Sambut Relokasi

Next Post
Dampak Tren Relokasi Pabrik Perusahaan China Terhadap Pasar Industrial di Indonesia: Peluang dan Tantangan

Colliers: Indonesia di Simpang Rantai Pasok Global, Kawasan Industri Dituntut Lebih Siap Sambut Relokasi

Terpopuler

  • Tantangan Sektor Properti Tahun 2025

    141 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Curhatan Salah Satu Debitur BTN: Ketika Restrukturisasi KPR Malah Jadi Masalah Baru

    98 shares
    Share 39 Tweet 25
  • Bapak Real Estate Indonesia Itu Berpulang

    94 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Pengembang Jepang Ini Akan Garap Proyek Kota Mandiri di Pinggiran Jakarta

    75 shares
    Share 30 Tweet 19
  • GNA Group Luncurkan Golden Sawangan, Hunian Menengah dengan Lokasi Paling Prestisius di Sawangan

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
PT Leksana Komunikasi Media

Redaksi, Komunikasi, Pemasaran dan Riset :
Email : redaksi@propertytimes.id redaksi.propertytimes@gmail.com marketing@propertytimes.id

MENU

  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id

No Result
View All Result
  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id