Property Times
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
Property Times
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
Home Business

Colliers: Indonesia di Simpang Rantai Pasok Global, Kawasan Industri Dituntut Lebih Siap Sambut Relokasi

Redaksi by Redaksi
June 25, 2025
in Business, Industrial, Korporasi, News
0
Dampak Tren Relokasi Pabrik Perusahaan China Terhadap Pasar Industrial di Indonesia: Peluang dan Tantangan

Salah satu kawasan industri di Indonesia Foto: Colliers Indonesia

23
SHARES
128
VIEWS
Share on FacebookShare On WhatsApp

Jakarta, Propertytimes.id – Sampai dengan awal tahun 2025, belum terlihat lonjakan signifikan dalam pasokan lahan industri baru di wilayah Jabodetabek. Namun, sejumlah kawasan mulai menunjukkan arah pertumbuhan yang menjanjikan. Salah satunya Subang, yang kini mencuat sebagai magnet baru investasi industri, khususnya setelah menarik masuk produsen kendaraan listrik asal Tiongkok.

Posisi Subang kian strategis dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban. Infrastruktur ini memperkuat daya saing kawasan tersebut sebagai alternatif baru selain pusat-pusat industri konvensional seperti Bekasi dan Karawang.

Berdasarkan data Colliers Indonesia, total penjualan lahan industri sepanjang kuartal I-2025 tercatat sebesar 54,06 hektare. Meski mengalami koreksi dibanding kuartal sebelumnya, angka ini masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Volume transaksi tertinggi terjadi di Greenland International Industrial Center (GIIC), dengan total penjualan 14,2 hektare. Dari jumlah tersebut, dua operator data center mendominasi dengan pembelian seluas 12,2 hektar, sementara sisanya diserap oleh perusahaan pengolahan makanan.

“Dari sisi sektoral, data center masih menjadi penggerak utama permintaan lahan, disusul oleh sektor tekstil, peralatan kantor, bahan bangunan, pengolahan makanan, serta logistik dan pergudangan,” ujar Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/6). Dirinya menambahkan, tren permintaan dari sektor data center dan logistik diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

Menariknya, di tengah dinamika geopolitik, terutama ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, peta industri manufaktur global mengalami pergeseran signifikan. Kebijakan tarif tinggi terhadap ekspor dari Tiongkok ke AS membuat banyak perusahaan multinasional mempertimbangkan relokasi ke negara dengan biaya produksi lebih kompetitif dan posisi netral secara geopolitik. Vietnam, Thailand, dan Indonesia kini masuk dalam radar utama sebagai tujuan relokasi industri.

Dampak dari pergeseran ini mulai terasa di pasar properti industri nasional. Permintaan terhadap lahan pabrik, gudang, dan fasilitas logistik mengalami peningkatan, yang diperkirakan akan terus mendorong kenaikan harga, terutama di kawasan dengan pasokan terbatas.

“Agar mampu bersaing dalam lanskap baru rantai pasok global, Indonesia dihadapkan pada keharusan melakukan reformasi struktural,” pungkasnya.

Karena itu, harapnya, penyederhanaan prosedur perizinan, percepatan pembangunan infrastruktur, serta pemberian insentif fiskal yang lebih atraktif menjadi langkah krusial untuk memperkuat daya saing kawasan industri nasional di tengah kompetisi kawasan yang semakin ketat.

Tags: Colliersdata centerGIICIndustriinvestasi ChinaKawasan Industrimanufaktur globalPelabuhan Patimbanproperti industrireformasi industrirelokasi pabriksubangtarif China-AS
Previous Post

Melirik Dampak Konflik Israel – Iran Terhadap Sektor Properti di Indonesia

Next Post

Menteri PKP Hentikan Usulan Pinjaman Luar Negeri untuk Perumahan, Fokus pada Dana Rp130 T dari Danantara

Next Post
Menteri PKP Hentikan Usulan Pinjaman Luar Negeri untuk Perumahan, Fokus pada Dana Rp130 T dari Danantara

Menteri PKP Hentikan Usulan Pinjaman Luar Negeri untuk Perumahan, Fokus pada Dana Rp130 T dari Danantara

Terpopuler

  • Tantangan Sektor Properti Tahun 2025

    141 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Curhatan Salah Satu Debitur BTN: Ketika Restrukturisasi KPR Malah Jadi Masalah Baru

    98 shares
    Share 39 Tweet 25
  • Bapak Real Estate Indonesia Itu Berpulang

    94 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Pengembang Jepang Ini Akan Garap Proyek Kota Mandiri di Pinggiran Jakarta

    75 shares
    Share 30 Tweet 19
  • GNA Group Luncurkan Golden Sawangan, Hunian Menengah dengan Lokasi Paling Prestisius di Sawangan

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
PT Leksana Komunikasi Media

Redaksi, Komunikasi, Pemasaran dan Riset :
Email : redaksi@propertytimes.id redaksi.propertytimes@gmail.com marketing@propertytimes.id

MENU

  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id

No Result
View All Result
  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id