Jakarta, Propertytimes.id – Ketegangan perdagangan global yang memuncak menyusul keputusan Amerika Serikat menaikkan tarif impor hingga 32% terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, justru membuka peluang strategis bagi pertumbuhan sektor industri nasional. Keanggotaan penuh Indonesia dalam blok ekonomi BRICS menjadi titik balik untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) dan memperkuat daya saing kawasan industri dalam negeri. Demikian disampaikan Head of Industrial & Logistics Services di Colliers Indonesia, Rivan Munansa dalam keterangan, Jumat (16/5) lalu.
Menurut Rivan, kondisi geopolitik saat ini menjadi momentum penting untuk mengakselerasi transformasi industri di Indonesia. “Kami yakin bahwa perang dagang tidak secara langsung memengaruhi sektor properti. Colliers melihat peluang yang cukup besar, khususnya bagi sektor industri nasional yang kini berada dalam posisi strategis,” ujar Rivan.
BACA JUGA: Colliers: Integrasi Prinsip Berkelanjutan Semakin Penting dalam Industri Properti di Indonesia
Masuknya Indonesia ke BRICS yang mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—memberikan akses luas ke pasar negara-negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi signifikan. Keanggotaan ini membuka peluang perjanjian dagang yang lebih menguntungkan dan mengurangi hambatan ekspor-impor dengan sesama negara anggota. Posisi ini juga memperkuat daya tarik Indonesia di mata investor industri global yang tengah mencari lokasi baru untuk relokasi manufaktur akibat eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Dirinya menambahkan, saat ini daya saing industri Indonesia diperkuat oleh tiga pilar utama. Pertama, populasi yang besar menjadikan Indonesia sebagai pasar domestik yang sangat menjanjikan bagi produk manufaktur. Perusahaan asing tak hanya melihat Indonesia sebagai basis produksi, tetapi juga sebagai pasar utama. Kedua, lokasi geografis Indonesia yang berada di jantung Asia Tenggara memberikan keuntungan logistik yang signifikan, apalagi dengan dukungan proyek infrastruktur seperti pelabuhan, jalan tol, dan kereta logistik yang terus berkembang. Serta ketiga, pemerintah menunjukkan komitmen tinggi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui pemberian insentif fiskal, penyederhanaan regulasi, dan kemudahan perizinan usaha.
Colliers mencatat, peluang ekspansi sektor industri juga tercermin dari perkembangan kawasan industri di berbagai wilayah. Kawasan seperti Batang, Brebes, Tegal, Kendal, Semarang, dan Surabaya kini menjadi primadona baru bagi investor asing yang ingin memperluas atau merelokasi operasional mereka. Ketersediaan lahan, tenaga kerja, serta dukungan infrastruktur menjadikan wilayah ini semakin kompetitif. Di sisi lain, kawasan industri mapan seperti Bekasi, Karawang, Cikarang, dan Tangerang juga terus menunjukkan potensi pertumbuhan dengan kapasitas lahan yang masih bisa dikembangkan.
Colliers memproyeksi, dengan kombinasi keanggotaan BRICS, lokasi strategis, basis konsumen domestik yang besar, dan kebijakan investasi yang proaktif tentunya akan membuat posisi Indonesia semakin kokoh sebagai magnet baru investasi industri global.





