Vietnam, Propertytimes.id – Kota Ho Chi Minh City, Vietnam, terus mencatat geliat signifikan di sektor properti mewah. Dalam beberapa tahun terakhir, minat investor asing dan pembeli kelas atas terhadap hunian premium meningkat tajam, seiring dengan perkembangan infrastruktur dan rencana besar penggabungan wilayah administratif yang melibatkan kota ini.
Mengutip laporan Knight Frank Vietnam yang dirilis November 2024, harga apartemen mewah di Ho Chi Minh City kini berkisar antara US$5.400 hingga US$15.000 per meter persegi—atau setara Rp86 juta hingga Rp240 juta. Kenaikan nilai properti ini turut dipacu oleh pembangunan jalan tol dan proyek besar seperti jalur Metro Line 1.
Salah satu kawasan yang menjadi pusat perhatian adalah Kota Thu Duc, yang kini muncul sebagai pemimpin pasar properti premium di kota ini. Proyek-proyek baru yang terintegrasi dengan jalur metro terbukti mendorong kenaikan harga jual kembali apartemen hingga 15 persen sepanjang 2024, menurut CBRE Vietnam. Bahkan, sejak 2015, harga di kawasan ini telah melonjak antara 50 hingga 70 persen, dengan beberapa proyek mencatat kenaikan hingga 150 persen.
BACA JUGA: Pariwisata Bali Masih Lesu, Vietnam Salip Indonesia Terkait Jumlah Wisman
Transformasi Thu Duc tak hanya soal fisik. Pemerintah Vietnam menetapkan wilayah ini sebagai calon pusat keuangan internasional dengan fokus pada teknologi tinggi, kesehatan, perbankan, pendidikan, dan riset ilmiah. Knight Frank Vietnam mencatat, permintaan akan apartemen mewah, vila, hingga ruang kantor berkualitas tinggi diprediksi terus meningkat. Tak heran, tingkat okupansi proyek baru di wilayah seperti Thu Thiem sudah menembus angka 70 persen.
Daya tarik Thu Duc juga menjangkau kalangan profesional mapan dan keluarga kelas menengah atas. Proyeksi populasi kawasan ini diperkirakan mencapai 2,64 juta jiwa pada tahun 2040, dengan lebih dari 20.000 di antaranya merupakan tenaga ahli dan profesional berpenghasilan tinggi. Untuk melayani segmen ini, para pengembang berlomba menghadirkan hunian yang tidak hanya nyaman tetapi juga berkelas.
Setali tiga uang, provinsi Binh Duong juga menunjukkan potensi kuat sebagai pusat properti mewah, terlebih dengan rencana penggabungan administratif antara Ho Chi Minh City, Binh Duong, dan Ba Ria–Vung Tau. Asosiasi Agen Properti Vietnam (VARS) menyebut, konsolidasi ini akan memperlancar proses legalisasi dan membuka pasokan lahan baru bagi pengembangan properti.
Binh Duong dinilai siap menampung lonjakan permintaan berkat perbaikan infrastruktur, konektivitas transportasi, dan strategi pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan. Seiring masuknya modal investasi dan tenaga profesional asing, permintaan akan apartemen dan vila mewah diperkirakan melonjak.
Sementara itu, Ba Ria–Vung Tau diproyeksi memperoleh manfaat dari sektor properti resor. Namun, menurut laporan DKRA Group, pasar di wilayah ini masih tergolong tenang, dengan aktivitas terbatas pada proyek-proyek yang telah menyelesaikan seluruh izin legalitas. “Permintaan pasar properti tetap terkonsentrasi di kota-kota besar dengan tingkat urbanisasi tinggi dan populasi padat,” ujar Vo Hong Thang, Wakil Direktur Utama DKRA Consulting, seperti dikutip dari Tatler Asia.
Wacana penggabungan wilayah ini dinilai berpotensi menciptakan “megakota baru” yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadikan kawasan selatan Vietnam sebagai pusat pembangunan berstandar global. Propertytimes/tatlerasia





