Jakarta, Propertytimes.id – Ritel merupakan subsektor properti yang ikut merasakan dampak negatif atau terkontraksi akibat pandemi Covid-19. Banyak ritel yang tutup sementara karena peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari pemerintah untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Akibatnya, dilihat hasil dari Indeks Penjualan Riil di bulan Juni terkontraksi sebesar 17,1% secara year on year.
Berdasarkan data Bank Indonesia pada Selasa (11/8/2020), prediksi penjualan ritel di bulan Juli masih turun 12,3% YoY. Dari sisi harga, tekanan inflasi di bulan September mendatang juga diperkirakan menurun sedangkan tekanan inflasi pada Desember diperkirakan meningkat. Indikasi akan terjadinya penurunan tekanan harga tersebut, tercermin dari Indeks Ekspetasi Harga Umum (IEH) 3 bulan mendatang sebesar 138,6. Sementara IEH 6 bulan mendatang tercatat 156,1 yakni lebih tinggi dibanding IEH sebelumnya sebesar 142,5. Peningkatan ini sejalan dengan perkiraan meningkatnya aktivitas saat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru.
Semenjak pembukaan kembali ritel pada era kenormalan baru, justru menjadi harapan bahwa bisnis akan membaik kembali meski tidak sama seperti sebelum pandemi. Peritel pun butuh strategi baru agar penjualan di tengah pandemi terus berlangsung. Sebab kondisi ini juga telah mengubah gaya hidup belanja konsumen yang cenderung membeli secara daring, serta karena adanya pelonggaran PSBB atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Head of Retail Services of Colliers International Indonesia Sander Halsema menjelaskan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan peritel baik pemilik maupun penyewa untuk meneruskan usahanya. Terutama pada ritel fisik yang masih menjadi pilihan berbelanja oleh sebagian konsumen. Diantaranya dengan meminimalisir kontak, strategi omnichanel dan inovasi, serta kesehatan dan teknologi.
“Para pemilik pusat perbelanjaan perlu mengintensifkan protokol kesehatan dan meningkatkan penyebaran informasi penting melalui media sosial, untuk mengajak konsumen mengunjungi toko ritel dan pusat perbelanjaan (jangka pendek),” ujar Sander dalam keterangan resmi (8/11/2020). Ia juga menjelaskan agar peritel terus memperbaharui produk, format dan konsep toko, dan memanfaatkan teknologi pada ritel.
Kemudian para pemilik pusat perbelanjaan juga harus menerima permintaan dari penyewa untuk skema bagi hasil dengan adil mengalokasikan risiko antar pemilik dengan penyewa jika terjadi pandemi serupa lainnya dalam jangka panjang. Protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung di toko ritel atau pusat perbelanjaan pun jangan sampai dilewatkan. S





