Jakarta, Propertytimes.id – Memasuki kuartal pertama 2025, sektor properti di Jakarta dan sekitarnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan di tengah kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan. Berdasarkan paparan Colliers Indonesia dalam Media Briefing Q1 2025, sebagian besar sub-sektor properti, seperti perkantoran, ritel, apartemen, hingga hotel, mengalami pergerakan yang positif, meskipun pemulihan berlangsung bertahap dan tidak merata.
Di sektor perkantoran, tingkat hunian di kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta naik menjadi 74,5%, mencerminkan mulai tumbuhnya permintaan ruang kerja. Namun, terbatasnya pasokan gedung baru diprediksi akan terus mempengaruhi pasar hingga 2028. Pemilik gedung diperkirakan akan mulai menyesuaikan tarif sewa, meski kenaikannya masih moderat.
BACA JUGA: Colliers: Integrasi Prinsip Berkelanjutan Semakin Penting dalam Industri Properti di Indonesia
Sementara di sektor ritel, tingkat hunian pusat perbelanjaan Jakarta dan Bodetabek masih tertahan, masing-masing di level 74% dan 69%. Penyewa dari segmen makanan dan minuman (F&B) menjadi penggerak utama pertumbuhan hunian. Dalam jangka panjang, tarif sewa diprediksi mengalami pertumbuhan 5% hingga 7% per tahun, seiring dengan berkurangnya pasokan mal baru dan meningkatnya perbaikan fasilitas.
Untuk pasar apartemen strata, Jakarta Selatan menjadi wilayah dengan pertumbuhan harga tertinggi pada awal 2025. Kenaikan harga ini ditopang oleh konsentrasi proyek-proyek baru di kawasan tersebut. Meski demikian, pasar apartemen masih dihadapkan pada tantangan tingginya stok unit yang belum terjual.
Di sektor perhotelan, kinerja hotel di Jakarta tertekan oleh kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, yang berdampak pada penurunan tingkat hunian, terutama bagi hotel yang mengandalkan tamu dari instansi pemerintah. Tekanan juga datang dari ketidakpastian global yang membuat pelaku bisnis cenderung menunda perjalanan dinas.