Singapura, Propertytimes.id — Miliarder kelahiran Indonesia, Leo KoGuan, baru saja mengakuisisi sebuah hotel butik bergaya shophouse di kawasan Boat Quay, Singapura, senilai sekitar S$100 juta atau setara dengan Rp1,2 triliun. Pembelian properti ini tercatat sebagai transaksi shophouse terbesar berdasarkan nilai nominal di negara tersebut.
Hotel yang dibeli Leo KoGuan adalah 21 Carpenter, sebuah hotel dengan 48 kamar yang berasal dari renovasi empat bangunan ruko warisan budaya tahun 1936. Sebelumnya, properti ini dimiliki oleh perusahaan lokal 8M Real Estate, yang membelinya tujuh tahun lalu seharga S$37 juta dan mengubah fungsinya menjadi hotel butik di bawah merek Marriott Design.

Menurut konsultan properti JLL, harga per kamar dalam transaksi ini melebihi S$2 juta, menjadikannya salah satu harga tertinggi dalam sejarah sektor perhotelan di Singapura. Angka ini bahkan mengalahkan rekor sebelumnya, yaitu S$1,8 juta per kamar yang dibayarkan oleh Viva Land asal Vietnam untuk hotel So/ Singapore.
Leo KoGuan dikenal sebagai investor besar di perusahaan teknologi Tesla milik Elon Musk, serta pemilik perusahaan software SHI International Corp. Ia juga pernah mencuri perhatian publik pada 2020 ketika membeli hunian tertinggi di Singapura di Guoco Tower seharga S$62 juta dari keluarga Dyson.
BACA JUGA: Miliarder Indonesia Akuisisi Oakwood Studios Singapore Seharga Rp1,8 Triliun
Dalam pernyataannya, Leo menyebut pembelian 21 Carpenter sebagai bagian dari komitmennya untuk memberi kontribusi bermakna bagi masyarakat Singapura. “Sebagai anggota baru komunitas ini, saya berkomitmen memperkaya kesejahteraan, budaya, dan warisan Singapura. Hotel butik ini memainkan peran penting dalam memperkuat identitas budaya kota,” ujarnya dilansir dari laman portal berita mingtiandi. JLL menyebut bahwa transaksi ini dilakukan melalui perusahaan investasi Leo, Timemerchant Capital, yang membeli seluruh saham dari perusahaan pengelola dan pemilik hotel tersebut.
Leo, yang kini berusia sekitar 70 tahun, memulai jejak suksesnya dari investasi properti di New York saat menempuh pendidikan di Columbia University dan New York Law School. Kesuksesan tersebut ia lanjutkan dengan membeli SHI International dari kondisi bangkrut dan menjadikannya perusahaan software bernilai miliaran dolar. Saat ini, kekayaan Leo diperkirakan mencapai US$7,7 miliar menurut Forbes. Selain bisnis, ia juga dikenal sebagai peneliti sejarah dan pengagum tokoh Tiongkok kuno, Xuan Yuan.