Kuala Lumpur, Propertytimes.id – Jumlah individu kaya di Malaysia atau yang dikenal sebagai high net worth individuals (HNWIs), terus meningkat. Hal ini mencerminkan tren global di mana akumulasi kekayaan semakin meningkat. Demikian dalam laporan terbaru yang dikemukakan oleh konsultan properti Knight Frank.
Menurut laporan tersebut, populasi ultra-kaya Malaysia turut mendorong permintaan terhadap properti mewah dan aset komersial premium di negeri jiran tersebut. Dilansir dari media Malay Mail, Rabu (5/2), Dominic Heaton-Watson, Associate Director – International Residential di Knight Frank Property Hub, menuturkan, pertumbuhan jumlah individu kaya di Malaysia secara tidak langsung turut mengubah peta pasar real estat di Malaysia.
Diketahui, secara global, HNWIs meningkat sebesar 4,4 persen pada tahun 2024, dimana Amerika Utara mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 5,2 persen. Peningkatan ini diikuti oleh Asia dengan pertumbuhan 5 persen, Afrika 4,7 persen, dan Australasia 3,9 persen. Sementara itu, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Eropa juga mencatatkan peningkatan yang lebih kecil namun tetap positif yang menegaskan tren ekspansi kekayaan secara umum.
Malaysia sendiri menjadi salah satu negara yang diuntungkan dari tren ini, di mana individu kaya semakin banyak berinvestasi di pasar residensial dan komersial kelas atas di Kuala Lumpur. Selain itu, kota-kota lain seperti Penang dan Johor Bahru juga menarik perhatian dalam sektor industri dan perhotelan.
Laporan tersebut juga mengemukakan, dalam beberapa waktu terakhir, peran investor swasta telah menjadi motor penggerak pasar real estate komersial di Malaysia, dimana para investor banyak yang mengalirkan dana besar mereka ke dalam aset perkantoran dan logistik.
Keith Ooi, Group Managing Director Knight Frank Malaysia, menambahkan, pasar real estate komersial Malaysia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya minat para investor untuk berinvestasi pada aset perkantoran dan logistik. Kondisi ini juga tak lepas dari stabilnya kondisi ekonomi dan menurunnya biaya pembiayaan di Malaysia. “Kami memperkirakan akan ada gelombang akuisisi strategis, terutama di pusat-pusat urban utama seperti Kuala Lumpur, Penang, dan Johor Bahru,” Keith Ooi sebagaimana dikutip dari Malay Mail.
Dengan semakin banyaknya HNWIs yang mendiversifikasi portofolio investasi mereka, Malaysia diharapkan akan menerima lebih banyak aliran modal ke sektor perkantoran, logistik, dan perhotelan, yang semakin menguatkan posisinya sebagai pusat investasi.
Pemerintah Malaysia sendiri berusaha memanfaatkan tren ini dengan menciptakan iklim investasi yang menguntungkan, sehingga memperkuat peran negara ini dalam peta real estate regional dan global. Salah satu langkah konkret adalah pemberian insentif pajak nol persen untuk single family offices yang beroperasi di Special Financial Zone (SFZ) di Forest City, Johor. Melihat perkembangan tersebut, banyak pihak memperkirakan jika Malaysia sedang memasuki era baru di pasar real estate, di mana kekayaan yang terus meningkat akan membawa dampak signifikan bagi sektor propert di negara tersebut.