Jakarta, Propertytimes.id – Lembaga konsultan properti, Cushman & Wakefield merilis laporan Manufacturing Risk Index (MRI) untuk tahun 2020, Rabu, 08 juli 2020. Dalam laporan tersebut, Cushman kembali memposisikan industri manufaktur Indonesia pada peringkat kelima di dunia sebagai Negara dengan biaya paling kompetitif. Posisi ini tetap bertahan dari tahun 2019, sedangkan China tetap berada di peringkat pertama. Sementara, Vietnam dan India masing-masing berhasil menduduki posisi kedua dan ketiga, setelah sebelumnya hanya berada di peringkat 4 dan 6.
Director Industrial and Land Sales Cushman & Wakefield Indonesia Wira Agus menjelaskan, peringkat Indonesia ini didasari oleh rencana pemerintah untuk mendistribusikan kembali pusat produksi manufaktur ke luar pulau Jawa. Hal ini ditandai dengan rencana pembangunan Zona Ekonomi Khusus dan mempercepat pembangunan kawasan industri melalui insentif fiskal serta kebijakan lainnya. Pemerintah juga telah merencanakan meningkatkan infrastruktur logistik dengan mengembangkan tol laut.
Christine Li, Kepala Riset Singapura dan Asia Tenggara Cushman & Wakefield mengatakan, pergeseran peran industri manufaktur dunia sejak beberapa tahun terakhir mulai bergeser ke kawasan Asia Tenggara. Terlebih, setelah upah minimum di China terus bertumbuh, sehingga membuat Negara-negara upah murah seperti di India, Bangladesh, Myanmar dan Vietnam kebanjiran order.
“Meski begitu, inisiatif pemerintah untuk menarik produsen dari negara-negara Asia Tenggara membuat China kembali dapat mempertahankan keunggulan infrastruktur dengan mendistribusikan barang secara efisien melalui transportasi darat, kereta api atau laut,” kata Christine Li. Greeds / SA