Hongkong, Propertytimes.id – Hong Kong merupakan salah satu kota yang dikenal dengan harga propertinya yang mahal. Meskipun masih terjadi demonstrasi sejak tahun lalu, namun pasar properti mewah di kota ini tetap memperoleh momentum pada Mei 2020 dikarenakan adanya pelonggaran kuantitatif.
Quantitative easing atau pelonggaran kuantitatif adalah kebijakan moneter non-konvensional di mana bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan membeli surat berharga jangka panjang dari pasar terbuka atau aset keuangan dalam jumlah tertentu dari bank komersial dan institusi swasta lainnya.
Dampak dari kebijakan tersebut, beberapa transaksi hunian salah satunya sebuah apartemen Duke’s Place di Jardine’s Lookout dilaporkan laku terjual seharga HKD222,1 juta atau senilai Rp400 miliar lebih. Sementara sebuah vila Mont Rouge di Beacon Hill menjadi HKD 370 juta atau senilai Rp680 miliar lebih.
Konsultan properti Jones Lang Lasalle percaya bahwa pemulihan pasar properti di Hongkong merupakan imbas hasil dari pelonggaran moneter yang dilakukan pemerintah Hongkong serta upaya Hongkong menghindari penutupan wilayah yang ketat akibat Covid-19. Nilai modal properti di Hong Kong mengalami peningkatan sebesar 139% karena langkah-langkah pelonggaran kuantitatif selama bertahun-tahun setelah krisis.
“Pengembang mempertahankan pandangan yang konstruktif mengenai prospek pasar hunian kelas atas di Hong Kong. Sektor ini telah mendapat momentum yang harus dilihat. Seperti peluncuran proyek perumahan mewah Central park di Levels East dan 21 Borrett Road di Mid-Levels Central,” ujar Henry Mok, Direktur Senior Pasar Modal JLL Hongkong, dilansir dari worldpropertyjournal.com (6/7).
Sementara itu, Kepala Riset JLL Greater China Nelson Wong mengatakan, respon moneter terhadap pandemi Covid-19 cenderung mengurangi tekanan nilai aset. Sementara, properti seperti rumah sebagai aset investasi memungkinkan mendatangkan manfaat dari permintaan investasi yang meningkat. SA