Jakarta, Propertytimes.id – Tak bisa dipungkiri, dampak yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 hingga kini terus menekan pasar properti hingga mengalami penurunan yang cukup drastis. Kondisi ini kian diperparah karena hingga kini masih belum bisa diprediksi kapan situasi tersebut akan benar-benar berakhir.
Pandemi tak hanya memukul sektor properti dalam negeri namun juga secara global. Dan, subsektor yang paling terasa adalah bisnis perhotelan dan ritel. Meski, sejak pertengahan Juni lalu beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta telah kembali dibuka dengan sejumlah aturan protocol Covid -19, namun tetap dirasa belum mampu untuk menarik pengunjung seperti sebelumnya.
Head of Research & Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus, mengatakan, antisipasi yang bisa dilakukan para pengembang properti terhadap virus ini sejatinya tidak banyak, selain menunggu perkembangan hingga benar-benar pandemi mereda. Meski begitu, menurut Anton, pengembang juga mesti hati-hati dan waspada serta memprioritaskan keselamatan dan kesehatan para konsumen.
Sejak pandemi muncul pada Maret lalu hingga saat ini, sejumlah strategi sebetulnya telah dilakukan para developer tanah air. Mulai dari menerapkan marketing secara digital yang diikuti pemberian promo menarik. Pemerintah sendiri juga diketahui tidak tinggal diam dengan memberikan stimulus fiskal guna mengantisipasi penurunan ekonomi pada sektor properti, seperti subsidi suku bunga dan uang muka.
Riset yang dilakukan Colliers International Indonesia (CII), menuturkan, strategi lainnya yang dilakukan developer adalah dengan mengajukan pinjaman bridging terkait kendala likuiditas. Nantinya, bunga dari pinjaman tersebut dapat dibebankan ke gedung yang dikelola sehingga langkah ini dapat menghasilkan dana yang diperlukan.
Strategi lainnya adalah dengan mendatangkan mitra baru yang memiliki keahlian (expertise) dan rekam jejak (track record) guna menambah value added sebagai upaya menunjang proyek yang sedang berjalan. Langkah lainnya yakni mengupayakan untuk menghadirkan produk dengan investasi minimal yang bisa memberikan pendapatan instan, melakukan repackaging pada produk ready stock dan produk lama dengan positioning berbeda serta meningkatkan efisiensi termasuk restrukturisasi pembiayaan.
Karena itu, di tengah kondisi seperti sekarang ini, mutlak bagi developer untuk menyusun perencanaan ulang proyek yang sedang berjalan serta mengupayakan cadangan dana karena pandemi Covid-19 belum dipastikan kapan berakhir. Dan, apabila memungkinkan dapat mendatangkan investor baru untuk menopang sumber keuangan serta membangun kembali rencana jangka panjang yang solid. Gred/SA