London, Propertytimes.id – Lebih dari 2.000 properti di London dilaporkan secara ilegal membuang limbah mentah ke sungai akibat kesalahan sambungan drainase (misconnections). Fakta ini terungkap melalui Environmental Information Request (EIR) yang diajukan oleh Local Democracy Reporting Service (LDRS).
Sebagaimana dilansir dari laman asianstandard.co.uk, selama lima tahun terakhir, perusahaan utilitas Thames Water mencatat sedikitnya ada 2.294 kasus misconnections di berbagai kawasan ibu kota Inggris tersebut. Permasalahan terjadi karena kontraktor atau pekerja bangunan menghubungkan pipa limbah rumah tangga, termasuk dari toilet, pancuran, dan mesin cuci ke jaringan air permukaan yang seharusnya hanya menyalurkan air hujan ke sungai.
Ben Morris, pendiri lembaga amal lingkungan Clean Up River Brent (CURB), menyebut fenomena ini sebagai bencana ekologis. “Dengan membuang limbah ke sungai, kita menghancurkan fondasi kehidupan akuatik. Tidak ada tanaman, tidak ada invertebrata, tidak ada ikan. Dampaknya terhadap alam sangat buruk, dan bagi manusia juga merugikan. Siapa yang mau tinggal di dekat aliran sungai yang bau dan penuh polusi,” ujar Morris.
Menurutnya, kesalahan tersebut sering tidak terdeteksi oleh inspektur bangunan. Kebanyakan kasus justru ditemukan dari laporan sukarelawan yang menyaksikan aliran air tercemar ke sungai. Sementara itu, upaya perusahaan air untuk melacak polusi hingga ke sumbernya dinilai lamban, berbiaya besar, dan tanpa target eliminasi menyeluruh.
Meski terbukti ilegal, tanggung jawab perbaikan misconnections justru dibebankan kepada pemilik properti. Hal ini menimbulkan risiko tambahan bagi pembeli rumah baru karena survei bangunan saat transaksi sering tidak mampu mengidentifikasi sambungan yang keliru. “Banyak pemilik akhirnya menolak memperbaiki sambungan dengan alasan biaya, dan otoritas lokal pun tidak selalu menegakkan hukum. Akibatnya, jumlah misconnections justru semakin meningkat,” kata Morris.
Sementara itu, juru bicara Thames Water mengakui bahwa kesalahan sambungan pipa drainase berimplikasi serius bagi lingkungan. “Sebagian besar salah sambung dilakukan tanpa sengaja, tetapi tanggung jawab tetap ada di pemilik properti. Karena itu kami mendorong pemilik maupun pengembang memastikan instalasi drainase dilakukan dengan benar,” ujarnya. Perusahaan menambahkan, pihaknya memiliki program investigasi untuk mendeteksi misconnections sekaligus mendanai proyek-proyek lokal agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan setempat.
Morris mendesak adanya kampanye publik yang terdanai dengan baik, disertai perubahan regulasi yang mewajibkan kontraktor dan inspektur bangunan turut bertanggung jawab atas kesalahan. Ia juga menekankan agar pemerintah daerah menunjuk tenaga khusus untuk menegakkan perbaikan, bahkan bila perlu menarik biaya dari nilai properti.
London Councils, yang mewakili otoritas lokal di ibu kota, mengakui misconnections merupakan masalah menahun. “Pencegahan sangat bergantung pada kepatuhan terhadap regulasi bangunan. Meski menghadapi keterbatasan sumber daya, dewan kota tetap bekerja sama dengan mitra dan masyarakat untuk menangani persoalan ini, termasuk melalui langkah penegakan hukum,” ujar perwakilannya.