Property Times
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
Property Times
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
Home Commercial

Tarif Impor AS Bikin Perusahaan China Ramai-Ramai Serbu Pasar Indonesia

Investasi naik, harga lahan industri melesat hingga 25%

Redaksi by Redaksi
August 14, 2025
in Commercial, Expatriate, Headline, Industrial, News
0
Dampak Tren Relokasi Pabrik Perusahaan China Terhadap Pasar Industrial di Indonesia: Peluang dan Tantangan

Salah satu kawasan industri di Indonesia Foto: Colliers Indonesia

21
SHARES
115
VIEWS
Share on FacebookShare On WhatsApp

Jakarta, Propertytimes.id – Gelombang perusahaan China diketahui sedang bergerak masif menuju Indonesia. Bukan sekadar mencari lokasi pabrik baru, namun membidik pasar domestik raksasa yang nilainya bisa mencapai triliunan rupiah. Salah satu pemicunya, datang dari tarif impor AS yang menekan China, namun memberi peluang emas bagi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Sebagi informasi, tarif AS untuk barang dari Indonesia saat ini berada di level 19%, setara Malaysia, Filipina, dan Thailand, serta sedikit di bawah Vietnam yang mencapai 20%. Sebaliknya, tarif untuk produk asal China telah menembus lebih dari 30%.

Dilansir dari Investing.com, Rabu (13/8), pendiri PT Yard Zeal Indonesia, Gao Xiaoyu, mengatakan pihaknya kini kebanjiran permintaan dari perusahaan China. “Kami sibuk sekali akhir-akhir ini. Pertemuan dari pagi sampai malam. Kawasan industri juga sangat ramai,” ujarnya. Perusahaan konsultasi lahan industri yang ia dirikan pada 2021 itu kini berkembang dari empat menjadi lebih dari 40 karyawan.

BACA JUGA: Dampak Perang Dagang AS, Saham Sejumlah Pengembang Properti di China Rontok

Menurut Gao, Indonesia dinilai memiliki keunggulan dibanding negara tetangga berkat potensi pasar konsumen domestik yang besar. “Jika bisa membangun bisnis yang kuat di Indonesia, artinya Anda menguasai setengah pasar Asia Tenggara,” kata Zhang Chao, produsen lampu motor asal China.

Data pemerintah menunjukkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% pada kuartal II 2025 atau tertinggi dalam dua tahun terakhir. Selain itu, investasi dari China dan Hong Kong ke Indonesia naik 6,5% menjadi Rp133,54 triliun (US$8,2 miliar) pada semester I 2025. Sementara total penanaman modal asing (PMA) naik 2,58% menjadi Rp432,6 triliun (US$26,56 miliar).

Lonjakan minat investor China juga dirasakan di kawasan industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat. “Begitu kesepakatan tarif AS – Indonesia diumumkan bulan lalu, telepon, email, dan WeChat kami langsung ramai. Semuanya dari China,” kata Abednego Purnomo, Wakil Presiden Penjualan, Pemasaran, dan Hubungan Penyewa PT Suryacipta Swadaya, dilansir dari Investing.com.

Permintaan tinggi ini mendorong harga lahan industri dan gudang naik 15–25% pada kuartal I 2025, laju kenaikan tercepat dalam 20 tahun terakhir. Menurut Colliers Indonesia, banyak perusahaan China ingin bergerak cepat, mencari lahan dan bangunan yang bisa langsung digunakan.

Zhang, produsen lampu motor yang beroperasi di Jakarta, bahkan sudah memesan gedung kantor empat lantai pada Mei lalu dengan biaya Rp227 juta per tahun, naik 43% dari tahun lalu. “Tarif 19% lebih rendah dari dugaan saya yang 30%. Di China, margin bersih bisa cuma 3%, tapi di Indonesia relatif mudah dapat 20 – 30%,” ujarnya.

Meski menghadapi tantangan seperti regulasi rumit, infrastruktur belum lengkap, dan rantai pasok industri yang belum sempurna, namun daya tarik pasar domestik Indonesia tetap menjadi magnet utama. “Indonesia menawarkan sesuatu yang tak semua negara di kawasan miliki yaitu pasar raksasa yang terus tumbuh,” kata Marco Foster, Direktur ASEAN di Dezan Shira & Associates.

 

Tags: Ekonomi IndonesiaHarga Lahan IndustriInvestasi AsingKawasan IndustriPasar Industri IndonesiaPerdagangan InternasionalPerusahaan Chinatarif impor AS
Previous Post

Luncurkan InnoLab, Living Lab Ventures Jembatani Startup Indonesia dengan Teknologi Global di BSD City

Next Post

Alokasi Rumah Subsidi untuk Buruh Naik Jadi 50 Ribu Unit

Next Post
Alokasi Rumah Subsidi untuk Buruh Naik Jadi 50 Ribu Unit

Alokasi Rumah Subsidi untuk Buruh Naik Jadi 50 Ribu Unit

Terpopuler

  • Mengenal Sosok Hiramsyah Thaib, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk yang Baru

    Mengenal Sosok Hiramsyah Thaib, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk yang Baru

    158 shares
    Share 63 Tweet 40
  • Tantangan Sektor Properti Tahun 2025

    138 shares
    Share 55 Tweet 35
  • Bapak Real Estate Indonesia Itu Berpulang

    86 shares
    Share 34 Tweet 22
  • Curhatan Salah Satu Debitur BTN: Ketika Restrukturisasi KPR Malah Jadi Masalah Baru

    71 shares
    Share 28 Tweet 18
  • GNA Group Luncurkan Golden Sawangan, Hunian Menengah dengan Lokasi Paling Prestisius di Sawangan

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
PT Leksana Komunikasi Media

Redaksi, Komunikasi, Pemasaran dan Riset :
Email : redaksi@propertytimes.id redaksi.propertytimes@gmail.com marketing@propertytimes.id

MENU

  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id

No Result
View All Result
  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id