Semarang, Propertytimes.id – Sejak 1 Januari 2025, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah (Jateng)-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah melakukan perbaikan sebanyak 6.118 titik lubang di Jalur Pantura Jawa Tengah yang membentang sepanjang 462,52 km. Sementara, hingga 25 Februari 2025, masih tersisa 168 lubang yang dalam proses perbaikan. Demikian diungkapkan Kepala Bidang Preservasi I BBPJN Jateng-DIY, Tri Bakti Mulianto seperti dilansir dari laman resmi pu.go.id, Jumat (28/2).
Menurutnya, perbaikan terus dilakukan dengan metode patching dan salob. “Kami berharap sebelum jadwal mudik Lebaran nanti, seluruh perbaikan sudah tuntas, sehingga perjalanan pemudik menjadi lebih lancar dan aman,” kata Mulianto.
Secara umum, sebutnya, kondisi Jalan Pantura di Jawa Tengah dalam keadaan baik, namun masih terdapat beberapa titik yang sedang diperbaiki, termasuk ruas Losari (batas Jawa Barat) – Tegal – Pemalang – Pekalongan – Batang – Weleri – Kendal – Semarang.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo sempat meninjau perbaikan jalan di Jalur Pantai Utara (Pantura), tepatnya pada ruas Batas Kota Batang – Batas Kabupaten Kendal KM SMG 75+600, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025) lalu. Perbaikan jalan berlubang di jalur Pantura ini terus dilakukan oleh BBPJN Jawa Tengah (Jateng)-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memastikan kelancaran arus mudik Lebaran 2025.
Menteri Dody menegaskan bahwa Jalur Pantura merupakan akses strategis yang berperan penting dalam arus mudik Lebaran, terutama sebagai alternatif Tol Trans Jawa. Oleh karena itu, percepatan perbaikan jalan terus dilakukan agar jalur ini dapat digunakan secara optimal saat puncak arus mudik.
“Saya bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengecek kesiapan jalan tol dan jalan nasional untuk persiapan arus mudik Lebaran. Masalah utama yang masih kita hadapi tetap sama, yaitu truk-truk Over Dimension Over Loading (ODOL) yang masih berkeliaran di jalan tol dan jalan nasional,” ujar Menteri Dody dilansir dari laman resmi pu.go.id, Jumat (28/2). Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya kerja sama seluruh pihak dalam membatasi kendaraan bermuatan berlebih atau truk ODOL, yang berkontribusi besar terhadap kerusakan infrastruktur jalan.