Jakarta, Propertytimes.id – Sejumlah emiten properti diketahui telah melaporkan kinerja keuangan sampai dengan kuartal III-2024. Sama seperti kinerja kuartal sebelumnya, laporan beberapa emiten menunjukkan variasi signifikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi pasar, kebijakan pemerintah, suku bunga, dan permintaan konsumen.
Riset yang dilakukan Propertytimes.id menunjukkan, sejumlah emiten mengalami pertumbuhan yang positif karena ditopang permintaan akan hunian yang terus meningkat, sebaliknya, tak sedikit emiten yang justru menghadapi tantangan akibat oversupply atau peningkatan biaya konstruksi.
Yang menarik, emiten yang memfokuskan diri pada segmen tertentu, seperti hunian kelas menengah atau proyek komersial, menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan yang lain. Berikut adalah kinerja emiten properti di kuartal III-2024 berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
BSDE mencatat pendapatan usaha pada kuartal III 2024 sebesar Rp10 triliun. Pendapatan tersebut meningkat 37,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,31 triliun. Laba bersih juga meningkat 52,7 persen menjadi Rp2,7 triliun dibandingkan kuartal III 2022 sebesar Rp1,77 triliun .
PT Lipppo Karawaci, Tbk
Lippo Group membukukan pendapatan Rp9,2 triliun atau terjun 25 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp12,4 triliun. Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp18,71 triliun hingga 30 September 2024, melesat 2.298 persen dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp787,79 miliar. Dengan peningkatan laba bersih ini, laba per saham dasar emiten milik Lippo Group ini meningkat signifikan menjadi Rp264,10 per saham, dari Rp11,11 pada periode yang sama tahun lalu. Meski laba bersih melonjak tajam, pendapatan Lippo Karawaci tercatat mengalami penurunan menjadi Rp9,25 triliun, turun 24,97 persen dari Rp12,33 triliun pada kuartal ketiga tahun lalu.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Ciputra Group membukukan laba bersih sebesar Rp1,28 triliun pada kuartal III tahun 2024. Angka ini naik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar Rp1,18 triliun. Laba bersih per saham CTRA untuk kuartal III tahun 2024 adalah Rp69,04 per lembar.
Mengutipi dari laporan keuangan yang dipublikasikan, CTRA berhasil meraih penjualan dan pendapatan usaha senilai Rp7,11 triliun atau meningkat 8% secara Year on Year (YoY) daro Rp6,58 triliun sepanjang 9 bulan pertama 2024. Pendapatan pusat perbelanjaan CTRA, yang merupakan 33% dari pendapatan berulang, tumbuh sebesar 11,7% dibandingkan tahun lalu menjadi IDR 190 miliar, berkontribusi pada peningkatan pendapatan berulang di kuartal ketiga tahun ini menjadi IDR 585 miliar atau sekitar 24% dari total pendapatan perusahaan.
PT Pakuwon Jati, Tbk
Pendapatan Pakuwon sampai dengan kuartal III-2024 tumbuh 4,74% YoY menjadi Rp4,78 triliun, sementara, ada periode yang sama di 2023, PWON meraup Rp4,56 triliun. Pendapatan sewa ruangan berkontribusi sebesar Rp1,5 triliun dan pendapatan dari apartemen servis mencapai Rp58,79 miliar atau meningkat 11,91% YoY. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,66 triliun pada kuartal III-2024 atau tumbuh 11,79% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,48 triliun.
PT Jababeka Tbk (KIJA)
Jababeka mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,3 triliun miliar untuk sembilan bulan pertama tahun 2024 atau meningkat 49 dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp2,2 triliun. Sebagian besar pendapatan ini dikontribusi dari peningkatan penjualan tanah matang, yang naik dari Rp822,9 miliar menjadi Rp1,4 triliun dengan kontribusi utama berasal dari pertumbuhan penjualan tanah matang di Kendal. Hingga akhir September 2024 KIJA juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp769 miliar, meningkat dibandingkan dengan Rp231,9 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
PT Intiland Development Tbk
PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan pendapatan sebesar Rp1,9 triliun hingga periode September 2024. Pendapatan tersebut mengalami penurunan 41 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,3 triliun. Dengan pendapatan tersebut, Intiland mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp285 miliar per September 2024 atau naik 185 persen dari laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp99,8 miliar.
PT PP Properti Tbk
PT PP Properti membukukan pendapatan sebesar Rp287 miliar sampai dengan kuartal III-2024 atau turun 22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp371 miliar. Adapun, laba bersih merugi Rp720,23 miliar (Rp12,22 per saham) per September 2024. Angka ini meningkat 517,53% dibandingkan rugi bersih sebesar Rp116,63 miliar (Rp1,98 per saham) per September 2023.
Peningkatan rugi bersih ini disebabkan oleh lonjakan beban keuangan sebesar 486,11% dari Rp118,92 miliar menjadi Rp697 miliar per September 2024. Hal ini menyebabkan rugi sebelum pajak PPRO meningkat 533% dari Rp113,95 miliar menjadi Rp721,33 miliar per September 2024.
