Jakarta, Propertytimes.id – Pengembang properti PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) secara resmi memberikan tanggapan atas permintaan penjelasan yang diajukan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam surat tertanggal 1 Oktober 2025 yang ditujukan kepada Divisi Penilaian Perusahaan BEI, manajemen Pudjiadi mengungkapkan sejumlah perkembangan terkininya, mulai dari dampak kondisi makroekonomi hingga strategi bisnis ke depan.
Perusahaan mengakui bahwa mereka tengah mengalami penurunan penjualan properti. Situasi ini disebutkan sebagai imbas dari kondisi ekonomi dan industri properti yang masih lesu pasca pemilihan presiden Indonesia. Investasi di sektor properti dinilai tidak lagi diminati oleh para investor.
“Saat ini Perseroan juga mengalami penurunan dalam Penjualan Propertinya dikarenakan situasi ekonomi dan industri properti yang masih lesu dan redup pasca pemilihan Presiden baru Indonesia,” jelas Corporate Secretary Erna Heisriyanti dalam surat resminya sebagaimana dilansir dari keterbukaan informasi BEI, Senin (2/10).
BACA JUGA: Perumahan Kelas Menengah Atas Makin Menjamur Di Koridor Sawangan–Parung
Menanggapi tantangan ini, Pudjiadi Prestige menyatakan akan melakukan penyesuaian strategi. Perusahaan mengungkapkan bahwa ekspansi ke depan tidak akan lagi difokuskan pada pembangunan apartemen, yang saat ini dinilai sudah mengalami over supply. Sebagai gantinya, manajemen akan mengikuti tren pasar yang bergeser ke rumah tapak. Pergeseran ini didorong oleh tingginya biaya Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) dan Sinking Fund yang harus ditanggung penghuni apartemen.
Meski pasar rumah tapak di bawah Rp1 miliar terlihat kompetitif, manajemen justru mengumumkan rencana jangka menengahnya. Perusahaan, melalui anak usahanya PT Jakarta Internasional Property, berencana membangun cluster perumahan untuk kalangan menengah ke atas di daerah Jakarta Selatan. Dan, rencana konkretnya adalah memulai pembangunan cluster di daerah Lebak Bulus pada tahun 2026.
Di sisi operasional, Pudjiadi Prestige memastikan bahwa bisnisnya saat ini masih berjalan normal. Pendapatan perusahaan bersumber dari penjualan rumah dan ruko di Highland Park Serang, Banten, yang dijalankan oleh PT Pudjipapan Kreasindo, serta dari penyewaan properti di sejumlah apartemen dan Marbella Hotel melalui anak usahanya yang lain.
Perusahaan juga menegaskan bahwa hingga saat ini tidak terdapat sumber pendapatan baru yang signifikan, perkara hukum material, atau pemberitaan di media massa yang dapat mempengaruhi harga saham. Terkait pergerakan harga saham perusahaan di bursa, Pudjiadi Prestige menyatakan tidak mengetahui penyebab pastinya.