Property Times
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
No Result
View All Result
Property Times
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • News
  • The Pavilion Sawangan
  • The Project
  • Building Material
  • Technology
  • Korporasi
  • Design Architecture
  • Travel & Leisure
  • Figure
Home Bank Indonesia

Penjualan Hunian Triwulan II 2025 Melorot, Ini Dia Penyebabnya!

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tumbuh sebesar 0,90% secara tahunan atau lebih rendah dari triwulan I 2025

Redaksi by Redaksi
August 6, 2025
in Bank Indonesia, News, Survei Harga Properti Residensial (SHPR), Survei Perbankan
0
BI: Kredit Pemilikan Rumah jadi Penopang Pertumbuhan Kredit Baru di Kuartal III-2024

Ilustrasi rumah

25
SHARES
139
VIEWS
Share on FacebookShare On WhatsApp

Jakarta, Propertytimes.id – Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan II 2025 mengalami perlambatan. Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia, Rabu (6/8) mengindikasikan jika Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) hanya tumbuh sebesar 0,90% secara tahunan (yoy), atau lebih rendah dibandingkan triwulan I 2025 yang mencapai 1,07% (yoy). Perlambatan ini dipicu oleh melemahnya penjualan rumah tipe besar dan menengah, sementara pertumbuhan penjualan rumah tipe kecil juga melambat.

Secara triwulanan (qtq), IHPR tumbuh 0,18%, turun dari 0,25% pada triwulan sebelumnya. Harga rumah tipe kecil dan besar masing-masing tumbuh 0,10% (qtq) dan 0,08% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan I 2025. Sementara itu, harga rumah tipe menengah justru menunjukkan peningkatan dari 1,14% (yoy) menjadi 1,25% (yoy).

Penjualan Properti Terkontraksi

BI mencatat, penjualan properti residensial di pasar primer terkontraksi sebesar 3,80% (yoy) pada triwulan II 2025 secara tahunan, berbanding terbalik dengan pertumbuhan 0,73% (yoy) di triwulan I 2025. Kontraksi terdalam terjadi pada penjualan rumah tipe besar yang terkontraksi 14,95% (yoy) dan menengah terkontraksi 17,69% (yoy), sementara penjualan rumah tipe kecil masih tumbuh 6,70% (yoy), meski melambat dari 23,75% (yoy) di triwulan I 2025.

BACA JUGA: Pasar Properti Residensial Masih Lesu: Penjualan Tumbuh Tipis, Harga Tak Melaju

Secara triwulanan, penjualan rumah turun 16,72% (qtq), setelah sebelumnya mencatat pertumbuhan 33,92% (qtq). Kontraksi ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan rumah tipe kecil sebesar 26,98% (qtq). Namun, penjualan rumah tipe menengah dan besar menunjukkan perbaikan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 10,61% (qtq) dan 1,19% (qtq).

BI mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menghambat pengembangan dan penjualan properti residensial, antara lain kenaikan harga bahan bangunan (19,97%), masalah perizinan/birokrasi (15,13%), suku bunga KPR (15,00%), proporsi uang muka yang tinggi (11,38%), dan pengajuan KPR yang rumit (8,66%).

Di sisi pembiayaan, pengembang masih mengandalkan dana internal sebagai sumber utama (78,36%). Sementara itu, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui KPR dengan pangsa mencapai 73,06% dari total pembiayaan.

Dari 18 kota yang disurvei, 14 kota mencatat perlambatan pertumbuhan IHPR secara tahunan. Kota Pekanbaru dan Surabaya mengalami perlambatan terbesar, masing-masing dari 2,69% (yoy) menjadi 1,67% (yoy) dan dari 1,05% (yoy) menjadi 0,44% (yoy). Sebaliknya, Banjarmasin dan Semarang mencatat akselerasi pertumbuhan harga rumah, masing-masing dari 2,18% (yoy) menjadi 2,25% (yoy) dan dari 0,85% (yoy) menjadi 0,96% (yoy).

Prospek ke Depan

Perlambatan pertumbuhan harga properti residensial dan kontraksi penjualan mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor ini. Kebijakan terkait suku bunga KPR dan kemudahan perizinan dinilai krusial untuk mendorong pemulihan pasar properti ke depannya. BI akan terus memantau perkembangan ini sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sektor properti dan perekonomian nasional.

Tags: Bank Indonesiabiaya bahan bangunanIHPRKPRpasar primerPasar properti 2025pengembang propertipenjualan rumahperizinan propertipertumbuhan propertiProperti ResidensialSuku Bunga
Previous Post

Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II-2025, Didorong Konsumsi dan Ekspor

Next Post

Pengembang Jepang Ini Akan Garap Proyek Kota Mandiri di Pinggiran Jakarta

Next Post
Pengembang Jepang Ini Akan Garap Proyek Kota Mandiri di Pinggiran Jakarta

Pengembang Jepang Ini Akan Garap Proyek Kota Mandiri di Pinggiran Jakarta

Terpopuler

  • Mengenal Sosok Hiramsyah Thaib, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk yang Baru

    Mengenal Sosok Hiramsyah Thaib, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk yang Baru

    144 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Tantangan Sektor Properti Tahun 2025

    136 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Bapak Real Estate Indonesia Itu Berpulang

    85 shares
    Share 34 Tweet 21
  • GNA Group Luncurkan Golden Sawangan, Hunian Menengah dengan Lokasi Paling Prestisius di Sawangan

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Pengembang Jepang Ini Akan Garap Proyek Kota Mandiri di Pinggiran Jakarta

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
PT Leksana Komunikasi Media

Redaksi, Komunikasi, Pemasaran dan Riset :
Email : redaksi@propertytimes.id redaksi.propertytimes@gmail.com marketing@propertytimes.id

MENU

  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id

No Result
View All Result
  • Figure
  • Q&A
  • Brokerages
  • E-Magazine
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
  • About
  • Privacy Policy
  • Trademarks
  • Terms of Service

©2018 - 2025 Propertytimes.id