Jakarta, Propertytimes.id – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memaparkan bahwa sektor perumahan sangat berperan untuk mendukung strategi pemulihan ekonomi yang tengah dihantam oleh pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan sektor properti memiliki multiplier effect dalam menggerakkan banyak industri.
“Sektor properti dapat menjadi salah satu leading sector karena memiliki multiplier effect yang besar dalam menggerakkan lebih dari 140 industri ikutan,” ujar Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (27/8/2020).
140 industri ikutan tersebut diantaranya material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan sebagainya, sehingga menurut Basuki akan mempengaruhi produktivitas masyarakat Indonesia.
Dia juga berharap adanya efek ganda dari pembangunan infrastruktur perumahan dapat mengakselerasi pertumbuhan sektor lain, sehingga memberikan daya ungkit untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Adapun beberapa strategi yang telah dilaksanakan oleh Kementerian PUPR yakni penyaluran Program Padat Karya Tunai (PKT) dengan target 100% pada September 2020 mendatang dan saat ini prosesnya telah mencapai 64,23%. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid.
Sementara anggaran di tahun ini dilalokasikan untuk BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) senilai Rp4,7 triliun dari total anggaran PKT Rp11,3 triliun. Dari anggaran ini nantinya akan digunakan untuk membedah 220.000 unit rumah tidak layak huni di 579 lokasi. Serta penyelesaian Program Sejuta Rumah tahun 2020 didorong dengan capaian hingga 24 Agustus 2020 mencapai 264.457 unit. Dari jumlah itu terdapat 212.743 unit rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan 51.714 unit rumah untuk non MBR.
“Selama pandemi Covid-19 memang ada stagnan di angka 200 ribu, tetapi kami tetap optimis dan berusaha agar capaian Program Sejuta Rumah meningkat sekurangnya 75% dari target, mengingat proses pembangunan rumah di lapangan terus berjalan,” ucap Khalawi. SA