International, propertytimes.id – Harga properti di kota-kota utama di seluruh dunia dilaporkan meningkat dengan rerata kenaikan sebesar 3,5% pada kuartal kedua tahun 2019. Berdasarkan indeks internasional terbaru yang dilansir oleh Knight Frank menunjukkan, peningkatan ini dipimpin oleh Kota Xi“an, China dengan pertumbuhan tahunan sebesar 25%.
Dari 150 kota-kota utama dunia yang dicakup oleh indeks Knight Frank hingga akhir kuartal kedua menunjukkan, bahwa sebesar 80% diantaranya menunjukkan kenaikan harga. Selain China, pertumbuhan tahunan tertinggi kedua adalah sebesar 24,2% yang tercatat di Budapest, diikuti oleh 18,3% di Hyderabad, 15,3% di Ahmedabad, 14,6% di Wuhan dan St Petersburg, 13,6% di Porto, 12,1% di Chongqing, 11,4% di Zagreb, dan 11,2% di Athena.
Tak hanya mengalami kenaikan, di sisi lain, sebagian negara juga mengalami penurunan harga. Beberapa negara tersebut diantaranya; 9,6% di Sydney, 9,4% di Dubai, 9,3% di Melbourne, 7,8% di Abu Dhabi, 7,5% di Ljubljana, 7,1% di Delhi, 5,5% di Yerusalem, 5% di Darwin, 4,9% di Vancouver dan 4,8% di Aberdeen. Laporan indeks menunjukkan, meningkatnya ketidakpastian ekonomi, krisis politik dan kekhawatiran keterjangkauan harga menjadi penyebab sentimen yang lebih lemah di pasar perumahan utama.
Beberapa kota di negara-negara Eropa juga tercatat mengalami kenaikan, seperti Porto yang naik 13,6%, Zagreb 11,4% dan Athena sebesar 11,2%. Ketiga kota ini mengalami kenaikan dari basis yang rendah, meskipun harga di ketiga kota tersebut masih berada di bawah rerata puncak krisis pra-keuangan mereka.
Yang menarik, Knight Frank juga mencatat terjadinya kesenjangan yang melebar antara kota-kota di satu negara yang sama. Sebagai contoh, Wellington mengalami kenaikan 9,1% tetapi Auckland turun 2,9%, Ottawa naik 6,3% tetapi Vancouver turun 4,9%, Lyon naik 9,2% tetapi Marseille naik hanya 0,3%, dan Phoenix naik 5,8% tetapi Seattle turun 1,3%. Kesenjangan ini antara lain disebabkan oleh beberapa hal, yaitu perbedaan ekonomi lokal, siklus pasar yang berlawanan serta regulasi pasar properti yang lebih ketat.
Kate Everett-Allen, Kepala Penelitian Residensial Global di Knight Frank, menuturkan, peningkatan harga di sejumlah kota terjadi karena sektor utama terus mengungguli pasar utama. “Selain kondisi di beberapa negara yang memang telah pulih dari krisis, terjadinya kelangkaan pasokan dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan tekanan pada harga karena permintaan telah menguat,“ jelas kate. Kiki/propertywire