Singapura, Propertytimes.id – Di Singapura, sebuah negara kecil dengan nama besar, properti mewah bukan hanya tempat tinggal, namun menjadi simbol status, tempat menyimpan kekayaan, dan kadang tempat menjauh dari gejolak dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, para miliarder dari Asia hingga Amerika berbondong-bondong membeli properti di negeri ini. Harganya bukan lagi miliaran rupiah tapi mencapai triliunan.
Terbaru adalah Diona Teh, putri mendiang Teh Hong Piow, pendiri Public Bank Malaysia. Pada tahun 2025, ia membeli sebuah Good Class Bungalow (GCB) di kawasan Tanglin Hill seharga S$93,9 juta atau sekitar Rp1,1 triliun.
Masih di tahun yang sama, dua anak dari pendiri grup F&B Koufu, Pang Lim dan Ng Hoon Tien, membeli sepetak lahan di Caldecott Hill yang berisi dua bungalow tua seharga S$58 juta (sekitar Rp684 miliar). Salah satu rumah memiliki taman dan satu lagi punya kolam renang. Dulunya, properti ini dihuni tiga generasi keluarga pedagang berlian.
BACA JUGA: Orang Super Kaya Singapura Serbu Properti Mewah Dubai
Di Astrid Hill, tahun 2024, Glenn Kuok, keponakan dari Chairman Wilmar membeli rumah senilai S$49 juta (Rp578 miliar) bersama ibunya, Lee Yong Lah. Cerita menarik lainnya datang dari Zhang Ying, istri dari Jack Ma, pendiri Alibaba. Ia membeli tiga rumah toko di Duxton Road, kawasan Tanjong Pagar, seharga S$45–50 juta (sekitar Rp531–590 miliar). Sebelumnya, pada tahun 2023, Zhang diduga membeli sebuah GCB di Astrid Park dengan harga lebih dari S$80 juta (lebih dari Rp944 miliar), melalui skema trust.
Lalu ada pasangan Forrest Li dan Ma Liqian dari Sea Group. Di tahun 2024, Ma membeli sebuah rumah tua di Gallop Road seharga S$42,5 juta (sekitar Rp501 miliar). Ini adalah properti kedua mereka di jalan yang sama, tidak jauh dari Singapore Botanic Gardens.
Pada tahun 2022, Sean Shi dari Haidilao membeli rumah peninggalan Dr Lee Wei Ling di Cluny Hill seharga S$50 juta (Rp590 miliar). Grant Wee, cucu pendiri UOB juga membeli rumah di Ford Avenue pada 2024 seharga S$39,5 juta (Rp465 miliar).
Dan kisah paling mencengangkan juga datang dari keluarga Fangiono, pemilik First Resources. Mereka membeli empat properti di Nassim Road pada tahun 2023 dengan total nilai S$295 juta, yang jika dirupiahkan mencapai lebih dari Rp3,47 triliun.
Nama-nama dari dunia kripto pun masuk dalam daftar. Zhu Su, mantan bos Three Arrows Capital, membeli rumah dengan konsep urban farm di Yarwood Avenue seharga S$48,8 juta (Rp576 miliar) di tahun 2022. Istrinya, Evelyn Tao, bahkan sempat menjadikan rumah itu lokasi tur dan makan malam privat.
Di sisi lain kota, Tommy Ong dari Stamped.io mencatat rekor pembelian GCB di Cluny Hill dengan harga S$63,7 juta (Rp751 miliar) pada 2021. Harga per meter perseginya menjadi salah satu yang tertinggi saat itu.
Masih di tahun yang sama, Ray Dalio dari Bridgewater Associates membeli dua rumah toko di Chinatown seharga S$25,5 juta (Rp300 miliar), dan keluarga Want Want dari Taiwan membeli seluruh unit di Eden Tower, Orchard, seharga S$293 juta (Rp3,45 triliun).
Tak ketinggalan, anak muda lokal seperti Ian Ang dari Secretlab membeli dua properti senilai total S$51 juta (Rp601 miliar) sebuah GCB dan penthouse yang dibeli dalam minggu yang sama.
Semua nama-nama tokoh pebisnis dunia ini baik, dari teknologi, perbankan, makanan, bahkan kripto punya satu kesamaan: mereka percaya bahwa di tengah dunia yang tak menentu, Singapura adalah tempat yang aman untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk rumah. Properti, dalam kasus ini, bukan sekadar hunian semata tapi juga tameng kekayaan. Source: The Business Times