Jakarta, Propertytimes.id – Sosok inspiratif kelahiran Parigi, 88 tahun silam ini dikenal sebagai Begawan properti di Indonesia. Gelar ini melekat karena beberapa proyek yang dikembangkannya sukses mencatatkan hasil yang fenomenal. Taman Impian Jaya Ancol adalah salah satu visinya dalam merubah lahan rawa menjadi suatu pusat rekreasi terbesar di Indonesia. Sementara, perumahan Pondok Indah adalah real estate ekslusif pertama di Indonesia.
Saat ini, lebih dari 70 penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri telah diterima oleh arsitek yang turut membidani kelahiran Jaya Grup, Metropolitan Grup dan Ciputra Grup yang tergabung dalam kelompok Si Pengembang. Di tangannya, ketiga perusahaan properti ini sukses melahirkan proyek-proyek terbaik dengan reputasi dan kepercayaan tinggi di hati konsumennya. Ia juga dikenal sebagai sosok penebar entrepreneurship atau kewirausahaan sekaligus seorang filantrofis yang fokus pada bidang pendidikan di Indonesia. Tak heran, dalam berbagai kesempatan, ia selalu menanamkan pentingnya semangat kewirausahaan untuk membuat bangsa Indonesia maju.
Tidak ada yang menyangkal, jika Ciputra adalah seorang legenda hidup di industri properti Indonesia. Bahkan, tidak sedikit tokoh penting yang mengakreditasikan bagaimana istimewanya Ciputra. Bagi para kerabat, rekan bisnis, staf, karyawan, dan orang-orang di sekelilingnya, Ciputra bukan hanya seorang pengusaha sukses, namun juga guru, motivator, entrepreneur sejati serta sumber inspirasi.
Namun, sepanjang berbisnis Ciputra tak selalu berkelebat dengan sukses. Krisis ekonomi global 1998 yang memporak-porandakan ekonomi Indonesia, turut menerjang imperium bisnis yang telah ia rintis puluhan tahun lamanya. Saat itu, Ciputra Group sempat limbung. Namun, hal tersebut justru tidak menjadikannya terperosok lebih dalam. Integritas, tanggung jawab dan kerja keras membuat Ciputra kembali bangkit bahkan tumbuh hingga melampaui pencapaian di masa sebelumnya.
Berbicara Ciputra, tentu tak hanya melulu membahas persoalan bisnis, proyek dan industri properti saja. Dibalik semangat kerja kerasnya, Ciputra adalah seorang pecinta seni dan olahraga. Golf, atletik dan bulutangkis adalah olahraga yang amat dicintai oleh mantan altlet Pekan Olah Raga Nasional (PON) ke-2 dari cabang atletik tersebut. Ciputra juga seorang pecinta keindahan. Perwujudan keindahan ini diimplemantasikan dalam hobinya berburu karya seni patung dan lukisan.
MENGENAKAN setelah jas yang dipadu kemeja berwarna ungu muda serta celana hitam plus topi koboi biru hitam, pria paruh baya yang pada 24 Agustus 2019 lalu berusia 88 tahun itu berjalan perlahan dari ruang kerjanya. Di usia yang tak lagi muda itu, raut wajah Ciputra masih tak berubah, masih seperti dulu, tegas dan serius dalam menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya. Ketika berbicara masalah kinerja perusahaan, Pak Ci- biasa Ciputra disapa – menjawab lantang, lengkap dengan berbagai data dan angka.
Sebaliknya, alur cerita sedikit mengendur saat dirinya bercerita mengenai lukisan karya Affandi, Basuki Abdullah ataupun Hendra Gunawan. Reaksi serupa ditunjukkan Pak Ci saat dirinya mengenang masa lalu, masalah sosial dan keluarganya. ”Saya bisa demikian marah dan tegas ketika melihat ketidakberesan di arena kerja karena kelalaian manusia, namun saya bisa menangis terharu di hadapan sebuah lukisan yang sangat indah,” ujar Ciputra.
Di usia yang tak lagi muda, Anda tetap terlihat energik, apa rahasianya?
Banyak orang bertanya dan muncul dugaan macam-macam. Kebanyakan mereka berpikir, Ciputra kini telah renta. Menghabiskan waktunya di tempat tidur, menatap langit-langit dan melafalkan doa. Mungkin daya ingatnya sudah menurun sehingga ia tak tahu siapa saja yang menemuinya hari itu. Begitulah pikiran sejumlah orang tentang saya.
Namun, coba datang dan lihat saya dirumah. Anda akan menemukan aura rumah yang masih sama saja seperti puluhan tahun silam. Saat Anda masuk ke dalam, Anda tidak akan melihat laki-laki renta yang tidak berdaya. Saya memang sudah tua, tapi saya tidak pernah membiarkan matahari datang tanpa saya sapa. Pagi-pagi setelah sarapan saya menghabiskan waktu di pekarangan belakang rumah sekedar membersihkan patung dari bunga atau daun yang terjatuh. Lalu saya berolahraga dengan berenang dan mengakhiri aktivitas pagi dengan berdoa bersama istri saya.
Meski telah berusia lanjut, saya tidak pernah sudi berdiam diri. Selalu ada saja yang saya ingin lakukan, menonton tv, membaca sesuatu, mengamati data, mengamati laporan proyek, menelpon orang-orang tertentu, melihat tanaman serta memanggil beberapa orang ke rumah. Masih banyak hal lainnya yang saya kerjakan, terutama memimpin perencanaan proyek dengan konsultan baik dalam maupun luar negeri, bahkan beberapa kali memecat dan mengganti konsultan yang tidak sanggup merencanakan dengan baik, walaupun sudah diperingatkan.
Dalam berbagai kesempatan, Anda selalu mengkampanyekan sikap entrepreneurship. Mengapa hal tersebut begitu sangat penting ?
Kenapa begitu bersemangat, karena diri saya adalah contoh nyata dari semangat itu. Apa yang terjadi pada diri saya merupakan contoh jelas bahwa jiwa entrepreneurship telah mampu mengangkat kehidupan saya dan mengantarkan sampai hari ini. Entreprenurship akan mengantar seseorang menjadi manusia penuh daya yang bukan hanya bisa menolong dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Bayangkan, bila seseorang bisa membuka usaha dan memberikan pekerjaan pada 10 orang saja, betapa perekonomian bangsa ini akan terbantu. Pengangguran berkurang, daya beli masyarakat meningkat.
Semangat entrepreneuship saya berikan dimana-mana. Bahkan saya juga memikirkan nasib pekerja seks. Pernah suatu kali, bersama staf, saya memberikan pendidikan entrepreneuship kepada para mantan mucikari, psk dan masyarakat yang terdampak penutupan lokalisasi di Dupak Bangunsari Surabaya. Mereka bisa membuka usaha dan menyudahi pekerjaan sebelumnya. Oleh sebab itu saya memohon kepada Presiden Jokowi saat saya diundang ke Istana Negara beberapa waktu lalu, agar segera mengobarkan gerakan pendidikan entrepreneurship di Indonesia. Sehingga setiap pribadi mampu memotivasi diri menjadi orang kreatif untuk memajukan dirinya dan kemudian akan mampu mengangkat kehidupan orang lain.
Sebagai seorang developer, apa sebenarnya cita-cita Anda?
Saya tidak bercita-cita untuk menjadi kaya. Cita-cita saya adalah membangun, Itu sebabnya saya menjadi developer. Profesi dan bisnis yang saya jalankan akhirnya mengantar saya pada apa yang saya dambakan, membangun kota, mengubah lahan terbangkalai menjadi sebuah kota yang hidup.
Mengkreasikan sesuatu dari tidak ada menjadi ada adalah sesuatu yang menghidupakn semangat. Itu sebabnya saya tidak pernah membeli perusahaan yang sudah jadi atau menjual perusahaan saya, Selama ini yang pernah saya jual adalah aset atau saham. Karena setiap perusahaan saya yang saya bangun adalah bagian dari jiwa saya.
Mengapa Anda memilih mendirikan Ciputra Group, padahal sebagai developer saat itu Anda telah sangat sukses dengan Jaya Group dan Metropolitan Group?
Sebenarnya tidak ada masalah dengan bisnis maupun financial saya di penghujung tahu 70an. Dua perusahaan yang saya jalankan dengan partnership tumbuh dengan baik. Jaya Group dan Metropolitan Development. Namun, suatu hari saya berpikir, akan dimana anak-anak saya bekerja? Saya tidak mau anak-anak dan cucu-cucu saya merubung dalam perusahaan dimana didalamnya ada pihak lain. Jauh lebih baik mereka saya latih berjuang dari bawah dan memiliki bisnis sendiri.
Ciputra Group berdiri dengan alasan yang sangat khusus. Bukan semata untuk mengembangkan jumlah perusahaan yang saya tangani. Ciputra Group adalah cara saya mengajarkan anak-anak tentang nilai perjuangan. Dan, seorang Ciputra yang sadar bahwa keberhasilan haruslah diawali oleh perjuangan, tentu tak mau anak-anaknya tumbuh dalam kenyamanan yang berbahaya. Saya katakan berbahaya karena banyak orang menjadi lemah karena dampak kenyamanan yang berlebihan. Alasan saya mendirikan perusahaan keluarga juga karena saya ingin membimbing anak-anak selagi saya masih sehat dan gesit. Saya ingin ikut bergumul dengan mereka dan mengajarkan apa itu bisnis yang bermakna.
Apa obsesi seorang Ciputra yang sampai sekarang belum terwujud ?
Saya kira untuk sementara sudah cukup, lebih baik memikirkan akhirat seolah-olah kita mau meninggal besok.
Apa yang menjadi rahasia terbesar seorang Ciputra dalam berbisnis?
Rahasia terbesar saya adalah selalu mengimplementasikan rahasia telur Columbus sebelum memutuskan mengembangkan suatu bisnis. Telur Columbus adalah sebuah kisah yang menceritakan bagaimana Columbus mengajarkan cara mendirikan telur tanpa memegangnya. Jiwa seperti Columbus harus dimiliki oleh seorang entrepreneur. Rahasia telur Columbus artinya selalu mencari sesuatu apa yang tidak dilihat oleh seseorang.
Ceritanya, setelah menemukan benua Amerika, Christopher Columbus diundang untuk menghadiri sebuah acara jamuan makan di mana ia akan mendapatkan penghargaan. Saat itu, banyak orang yang mengatakan bahwa apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu penemuan yang hebat. Banyak orang ketika itu yang mengatakan semua orang bisa melakukannya, hanya berlayar ke barat dan menemukan Benua Amerika. Merasa dicemooh, Columbus kemudian menantang semua orang yang hadir dalam acara tersebut untuk membuat telur berdiri tanpa memegangnya. Banyak orang mencoba tantangan Columbus tersebut, namun gagal. Mereka kemudian berpendapat bahwa mustahil membuat telur berdiri tanpa memegangnya. Colombus kemudian mengambil sebuah telur, sedikit memecahkan bagian bawah telur itu, kemudian menaruhnya, dan telur itu pun berdiri tanpa dipegang olehnya.
Semasa kecil, Anda sempat merasakan masa-masa tidak menyenangkan, namun Anda berhasil sukses melewatinya. Bagaimana Anda bergelut dengan ujian dan kebahagiaan masa demi masa tersebut?
Sejarah hidup kita terbentuk dari rangkaian peristiwa yang kita alami dari tahun ke tahun. Akan tetapi satu hal yang penting, sejarah hidup seseorang juga dibangun oleh emosi-emosi yang datang dan membentuk diri dari dalam. Kita mungkin bisa tahu peristiwa apa saja yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Namun, kita belum tentu tahu seperti apa gejolak emosi yang bergumul di dalam batin seseorang sepanjang menjalani kehidupannya.
Saya, ditumbuhkan oleh emosi dan dipimpin oleh suara batin. Orang-orang mengetahui bahwa saya adalah arsitek lulusan ITB. Dan, bahwa saya beruntung bisa mendapat kesempatan bagus mengerjakan proyek atas kepercayaan gubernur DKI Jakarta setelah saya lulus kuliah, sehingga saya kemudian bisa melaju menjadi developer. Tapi, tidak banyak yang tahu, atau bahkan tak seorang pun yang tahu, sesungguhnya saya mencapai ini semua karena suatu kesedihan yang tumbuh berakar sejak kecil. Semangat saya dibakar oleh trauma masa kecil.
Kita semua mungkin memiliki trauma penderitaan di masa lalu. Namun, kita tidak perlu membenci atau mengenyahkan momen-momen yang buruk dalam hidup kita tersebut, sebab masa-masa gelap itu sebetulnya adalah sekolah kehidupan yang menumbuhkan kita. Kita memerlukan itu sebagai pembentuk semangat dan motivasi untuk melakukan hal terbaik di dalam hidup. Tidak ada masalah kita mengingat itu kembali, asalkan bisa menghasilkan motivasi baik bagi hidup. Kiki