Bali, Propertytimes.id – Calon miliarder properti asal Australia sekaligus jurnalis media independen, Jamie McIntyre, tengah mempersiapkan langkah ekspansi besar di Indonesia. Pendiri Australian National Review dan National Review ini diketahui telah bermukim selama tiga tahun terakhir di Indonesia, di mana ia membangun portofolio properti yang signifikan.
Melalui merek Lux di Bali serta sebagai salah satu pendukung utama pengembangan Marina Bay City di Lombok, McIntyre kini dikaitkan dengan rencana pembangunan tiga kota mini yang diproyeksikan dapat mengubah lanskap pariwisata dan investasi nasional. Dilansir dari laman portal OpenPR.com, McIntyre disebut berada di balik rencana NESARA EcoMiniCity di Lombok, Harbourside City di kawasan Blongas, serta FuturisCity.com yang mengusung konsep urban futuristik.
NESARA EcoMiniCity digambarkan sebagai kota mini ramah lingkungan yang dirancang berkelanjutan dengan vila, pusat kesehatan, pertanian organik, dan infrastruktur berkecepatan tinggi. Harbourside City diproyeksikan menjadi pengembangan kawasan pesisir dengan fokus pada pariwisata tepi laut dan penciptaan lapangan kerja lokal. Sementara FuturisCity menggabungkan desain mutakhir dan teknologi modern untuk menarik baik penduduk maupun pengunjung.
Menurut situs resmi NESARA City, pengembangan tersebut tidak sekadar berupa kawasan hunian, melainkan sebuah ekosistem gaya hidup berkelanjutan. Proyek ini mengedepankan arsitektur hemat energi dengan material ramah lingkungan, pertanian organik yang mendukung kemandirian, zona kesehatan holistik, infrastruktur kerja jarak jauh dengan internet berkecepatan tinggi, hingga pusat budaya, seni, dan pendidikan. NESARA City nantinya juga akan diposisikan sebagai pelengkap Marina Bay City di Lombok.
Pemilihan Lombok sebagai lokasi proyek tidak lepas dari daya tarik bentang alamnya yang masih alami, biaya hidup yang relatif terjangkau, keterbukaan budaya, serta iklim investasi yang dinilai kondusif dibanding Bali yang semakin padat. Faktor ini membuat Lombok semakin diminati investor maupun ekspatriat dari Australia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Begitupun, hingga kini ketiga proyek tersebut masih berada dalam tahap konseptual dan menunggu persetujuan dari pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat serta kementerian terkait. Disebutkan, jika proses perizinan menemui hambatan, terdapat kemungkinan konsep pengembangan kota mini ini dialihkan ke pulau lain yang juga membuka peluang investasi asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.